REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menargetkan hingga 2024 minimal ada 500 Baitul Maal wat-Tamwiil (BMT) yang terdigitalisasi. Hingga saat ini, telah ada 340 BMT yang terdigitalisasi, serta adanya tiga unit BMT pilot project implementasi QRIS.
Guna mengejar target tersebut, KNEKS pada Selasa (14/3/2023) sampai Sabtu (17/3/2023) menggelar pelatihan Baitul Maal wat-Tamwiil (BMT) 4.0 di Yogyakarta. Pelatihan diikuti oleh 30 BMT yang mengirimkan masing-masing seorang perwakilan.
Deputi Direktur Keuangan Sosial Syariah (KSS) KNEKS, Bimo Aryo mengatakan , pentingnya digitalisasi bagi BMT. Dengan adanya digitalisasi maka akan mendukung pengawasan, penguatan kelembagaan, meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan layanan kepada anggota.
"Saat ini, koperasi yang masuk klasifikasi usaha koperasi (KUK) tiga dan empat yakni yang asetnya minimal Rp100 miliar dan anggota lebih dari 9.000 orang diwajibkan tersambung dengan dashboard pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM sehingga digitalisasi merupakan suatu keharusan," ujarnya.
Tahapan digitaliasasi suatu BMT melalui empat tahap, yakni terimplementasinya : fungsi minimal operasional BMT (core lite microfinance system): neraca, nisbah tabungan, dan lain-lain; pengembangan management support sistem pelaporan dan pengawasan; pengembangan pelayanan anggota. Misalnya pembukaan simpanan melalui ponsel pintar, proses pembiayaan daring, dan lain-lain.
"Ada juga pengembangan aspek bisnis misalnya suply chain membangun ekosistem digital, dan lain-lain," ujarnya. KNEKS menggunakan istilah BMT sebagai suatu konsep yang mensenyawakan aspek sosial baitul maal dan aspek komersil baitul tamwil.
Dengan demikian, BMT yang dimaksud mencakup Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang diawasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adapun, pelaksanaan pelatihan BMT 4.0 di Yogyakarta merupakan pelatihan BMT 4.0 kedua yang diselenggarakan oleh KNEKS di tahun 2023. Pelatihan pertama di 2023 diselenggarakan di Jawa Tengah (Kota Solo).
Pelatihan kali ini diikuti peserta dari berbagai daerah, seperti, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, Madura, Sumatra Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Selama pelatihan, peserta mendapatkan materi seperti pengantar fikih muamalah, akad simpanan dan pembiayaan, model bisnis BMT, akutansi syariah, manajemen risiko, praktek aplikasi core system, dan lain-lain.