REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan, pihaknya memiliki banyak kerja sama dengan Taiwan yang masih berpeluang untuk ditingkatkan. Mulai dari potensi peningkatan ekspor, peningkatan investasi khususnya di sektor pertanian, hingga peluang kerja sama peningkatan sumber daya manusia dengan mengirimkan pelajar asal Jatim ke sana.
"Juga peningkatan SDM. Kami ingin mengirimkan pelajar dari Jatim ke Taiwan untuk program vokasi. Magang di perusahan di Taiwan atau perusahaan Taiwan di Indonesia," ujarnya, Senin (20/3/2023).
Adik mengatakan, sejauh ini kerja sama antara Indonesia, khususnya Jatim dengan Taiwan telah terbangun. Dari sisi investasi misalnya, ada sekitar 120 perusahaan asal Taiwan yang telah menanamkan investasinya di Jatim.
Begitu juga dengan sektor perdagangan. Secara nasional, berdasarkan data BPS yang diolah Kemendag, total perdagangan Indonesia-Taiwan pada 2021 mencapai 11,31 miliar milair dolar AS dengan total perdagangan nonmigas mencapai 10,63 miliar dolar AS.
Pada 2021, ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan tercatat senilai 6,36 miliar dolar AS, atau naik sebesar 70,7 persen dibandingkan 2020 dengan nilai 3,72 miliar dolar AS. Begitupun dalam periode 2017 hingga 2021, tren ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan juga meningkat 17,52 persen.
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri, Tommy Kaihatu menegaskan, potensi kerja sama dengan Taiwan cukup besar. Dari sisi investasi, Taiwan menduduki peringkat ke -12 di Indonesia.
Sementara potensi ekspor juga sangat tinggi. Jumlah pekerja migran Indonesia di Taiwan mencapai 200 ribu jiwa, sedangkan jumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di Taiwan mencapai 80 ribu mahasiswa.
"Jadi total hampir 300 ribu orang Indonesia yang bermukim di sana. Mereka membutuhkan berbagai kebutuhan dari Indonesia, khususnya makanan. Untuk itu kita ingin meningkatkan perdagangan dan investasi," ujarnya.
Tommy melanjutkan, Kadin Jatim juga ingin mengembangkan kerja sama agro bisnis dengan Taiwan, termasuk pariwisata. Sebab, kata dia, potensi pertanian Jatim dangat besar dan perlu dikembangkan semaksimal mungkin.
Kerja sama yang dimaksud bisa dari sisi tata kelola pertanian dan proses pascapanen. "Kita berharap Taiwan akan masukkan investasi itu dalam rangka mengembangkan ekspor hasil pertanian yang bermutu," kata dia.