REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski berada jauh di dalam perut, lemak visceral dapat meningkatkan masalah kesehatan yang parah. Contohnya, mulai dari diabetes hingga penyakit jantung.
Oleh karena itu, sangat penting menghilangkan lemak visceral. Salah satu caranya bisa dengan meminum teh hijau.
Teh hijau menawarkan beberapa manfaat signifikan untuk lemak visceral. Dilansir dari Express, Senin (20/3/2023), teh hijau mengandung sekelompok antioksidan, yang dikenal sebagai polifenol, yang membentuk hingga 30 persen dari berat keringnya.
Sebagian besar kandungannya adalah flavanol. Flavanol umumnya dikenal sebagai katekin.
Katekin telah menjadi judul berbagai penelitian dengan bukti yang muncul bahwa tanaman yang baik dapat memiliki beberapa trik dalam hal penurunan berat badan. Selain katekin, teh hijau juga mengandung kafein, yang dianggap sebagai stimulan yang membantu pembakaran lemak, energi, dan kinerja olahraga.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Obesity, campuran teh ini dapat membantu membakar lemak serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Tim peneliti memutuskan untuk menguji antioksidan dalam minuman hijau dengan melihat subjek manusia. Terlebih lagi, kebiasaan makan dan olahraga yang biasa dari para peserta ini dipertahankan selama uji coba.
Tim peneliti merekrut 270 pria dan wanita Jepang untuk mengamati efek penurunan lemak. Percobaan melihat subjek menelan ekstrak teh hijau yang mengandung 538 mg katekin (kelompok katekin) atau 96 mg katekin (kelompok kontrol) per hari.
Tim menggunakan pendekatan double-blinded yang berarti baik peserta maupun peneliti tidak mengetahui pengobatan atau intervensi mana yang diterima peserta sampai uji klinis selesai. Temuan menunjukkan bahwa kelompok yang menelan lebih banyak katekin mengalami pengurangan yang lebih besar di area lemak visceral mereka.
Terlebih lagi, penelitian menemukan minuman panas menurunkan lemak perut yang membandel “secara signifikan dari waktu ke waktu”. Katekin juga menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan kolesterol “jahat”. Keduanya dianggap sebagai prekursor penyakit jantung.