REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, dan sejumlah alumni Akabri 1989memberikan bantuan kepada para korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur. Total puluhan ribu paket sembako yang diserahkan kepada warga terdampak gempa bumi, beberapa waktu lalu.
Kampung Bahari Nusantara, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi titik pendistribusian bantuan tersebut. Kegiatan bakti sosial itu juga turut dihadiri beberapa alumni Akabri 1989, yaitu Kepala BNPB Letjen Suharyanto, Danpusterad Letjen Teguh Muji Angkasa, Irwasum Polri Komjen Ahmad Dofiri, Aspotmar KSAL Mayjen (Mar) Nur Alamsyah, dan Staf Ahli KSAU Marsda Kustono.
"(Total bantuan sembako) Seluruhnya sekitar 40 ribu (paket) dan dibagi empat titik dan ini satu titik yang kita bagi pertama, dan nanti akan ada tiga lainnya," kata Ali di lokasi, Sabtu (18/3/2023).
Ali mengatakan, pemberian bantuan itu melibatkan alumni Akabri tahun 1989 dari TNI tiga matra dan Polri. Selain sembako, sambung dia, bantuan yang diberikan juga berupa obat-obatan serta trauma healing, khususnya bagi anak-anak yang hingga kini masih berada di pengungsian.
Trauma healing itu dilakukan dengan menerjunkan tim dari Dinas Psikologi Angkatan Laut (Dispsial). Berbagai kegiatan, seperti menggambar, menyanyi, mendongeng dan bermain dilakukan untuk menghibur anak-anak.
Selain itu, menurut Ali, bakal dilakukan juga perbaikan terhadap rumah-rumah warga dan rumah ibadah yang terdampak gempa. "Jadi kita bersama-sama melaksanakan kegiatan bakti sosial ini untuk meringankan korban gempa bumi Cianjur yang beberapa bulan lalu terkena bencana gempa," ujar Ali.
Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengungkapkan, pemerintah pusat juga akan memberikan bantuan uang dalam bentuk tabungan bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa. Nominal uang yang diberikan berbeda, tergantung tingkat kerusakannya.
"Jadi Bapak Presiden (Joko Widodo) kan sudah berjanji bahwa setiap rumah yang rusak berat (dapat bantuan) Rp 60 juta, rusak sedang Rp 30 juta, rusak ringan Rp 15 juta," ujar eks Sekretaris Militer Presiden itu.
Suharyanto menyampaikan, bantuan uang tersebut akan masuk ke tabungan masing-masing warga mulai pekan depan. Namun, ia menyebut, pencairan uang itu dilakukan secara bertahap. "Jadi tahap pertama bisa diambil 40 persen, tahap kedua maksimal 50 persen, tahap ketiga setelah rumahnya jadi baru nanti dilunasi 10 persennya," jelasnya.