REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan tingkat pemulihan atau recovery rate angkutan Lebaran 2023 sudah hampir mencapai 100 persen atau menyamai capaian sebelum pandemi COVID-19.
AP II memproyeksikan akan melayani sebanyak 5,24 juta penumpang pada masa angkutan Lebaran 2023 atau naik sekitar 25 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.
"Kalau kita bandingkan di tahun lalu angkutan Lebaran di H-10 dan H+10 kurang lebih 5,3 juta (penumpang), berarti recovery rate kita terhadap angkutan Lebaran tahun ini boleh saya bilang hampir 100 persen, yah sekitar 99,8 persen, kita bulatkan jadi 100 persen," katanya dalam diskusi Forwahub bertajuk Menilik Persiapan Operator Bandara dan Navigasi Penerbangan Hadapi Mudik Pasca Pandemi di Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Awaluddin mengatakan trafik pergerakan pesawat pada masa angkutan Lebaran 2023 diprediksi akan mencapai 36.585 penerbangan atau naik sekitar 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan rasio pertumbuhan pergerakan penumpang dan pesawat yang tinggi itu, Awaluddin menilai utilisasi pada momentum angkutan Lebaran tahun ini akan sangat tinggi.
"Karena pesawat yang beroperasi dengan kisaran sekitar 415 sampai 420 pesawat tahun ini, dibandingkan waktu pandemi dan sebelum pandemi di angka kurang lebih sekitar 600, berarti kita bisa memastikan seat load factor (faktor keterisian) akan sangat tinggi," katanya.
Awaluddin menambahkan, hal lain yang perlu diantisipasi selama masa angkutan Lebaran 2023 yaitu terkait dengan penerbangan tambahan atau extra flight. Ia mengaku hingga saat ini belum menerima angka pasti soal kebutuhan penerbangan tambahan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang libur Lebaran.
"Perkiraan kami kalau mengambil data historis Lebaran 2022, angka extra flight kita dikisaran 400-500 selama periode angkutan Lebaran, kurang lebih sama pada tahun ini," katanya.
Awaluddin menuturkan tambahan penerbangan dari maskapai akan berimbas pada penambahan jam operasional bandara. Oleh karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan AirNav untuk memastikan kelancaran operasional bandara-bandara AP II dalam periode tersebut.
"Prinsipnya kapasitas, fleksibilitas akan jadi prioritas kita. Kebutuhan masyarakat ini berangkat dari konsep supply demand. Akan terjadi dinamika yang cukup tinggi sehingga kita akan mengantisipasi dengan lebih baik," tuturnya.