REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Laporan dari Report Oceon menyebut Arab Saudi akan mencapai kenaikan signifikan pada pasar keuangan syariahnya. Pada 2028, nilainya diproyeksikan mencapai 1,24 triliun dolar AS atau Rp 18.809,7 triliun, naik dari 945 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.277,25 triliun pada 2021.
Laporan dari lembaga riset pasar dan konsultasi strategis ini menyebut kenaikan rata-rata pertahunnya atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) mencapai empat persen per tahun pada periode 2022 hingga 2028.
Arab Saudi adalah pasar keuangan syariah terbesar di dunia dan tren pertumbuhannya terus meningkat. Menurut laporan, satu kontributor utama dari pertumbuhan adalah populasi Muslimnya.
"Menurut statistik, 90 persen penduduk Saudi adalah Muslim Sunni, dan 10 persennya adalah Syiah (yang juga Muslim)," katanya dilansir Taiwan News, Kamis (23/3/2023).
Produk-produk syariah semakin menyebar luas dan mendapat permintaan yang tinggi. Penduduk juga semakin beralih dari sistem perbankan konvensional ke bank syariah.
Tren adopsi produk dan layanan syariah yang semakin masif membuat industri terus tumbuh. Selain itu, permintaan yang tinggi menyebabkan berbagai produk syariah bermunculan. Seperti salah satunya inovasi sukuk.
Sukuk telah berkontribusi besar pada pertumbuhan pasar keuangan syariah Arab Saudi. Investor semakin tertarik berinvestasi pada produk keuangan etis dan sesuai dengan asas keagamaan.
"Sukuk ini sangat sukses, dan kepopulerannya diproyeksi terus meningkat seiring dengan literasi keunggulannya yang terus meningkat," katanya.