REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan sejumlah tokoh yang kerap dijodohkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) hanyalah kemesraan semu. Sebab, Partai Gerindra sudah menjalin koalisi dengan PKB yang diteken lewat piagam deklarasi pada Agustus 2022.
Salah satu poin piagam tersebut adalah, pasangan calon presiden (capres) dan cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ditentukan oleh Prabowo dan Abdul Muhaimin Iskandar. Adapun namanya terus digodok keduanya.
"Artinya sampai detik ini tidak ada masih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari koalisi Partai Gerindra dan PKB karena sebab apa? Masih digodok. Oleh siapa? oleh dua orang, siapa? Pak Muhaimin dan Pak Prabowo," ujar Jazilul lewat keterangan videonya, Kamis (23/3/2023).
PKB, jelas Jazilul, berpatokan kepada piagam deklarasi yang juga telah diteken oleh Partai Gerindra. Sehingga, ia tak ambil pusing dengan isu perjodohan antara Prabowo dengan tokoh-tokoh lain.
"Itu semua akan kembali kepada fakta koalisi yang ada bahwa secara formal nanti yang menentukan adalah Pak Prabowo dan Gus Muhaimin untuk pasangan presiden dan calon wakil presiden. Siapa itu? Sampai sekarang belum ada," ujar Jazilul.
Jelasnya, PKB dan Partai Gerindra saat ini dianalogikannya sedang berpacaran jelang pernikahannya pada 14 Februari 2024. Adapun selama masa pacaran tersebut, ia menganggap wajar adanya gangguan lewat isu perjodohan antara Prabowo dengan tokoh lain, salah satunya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Dari perjalanan yang ada, Pak Prabowo dan Gus Muhaimin so far tidak ada masalah. Cuma ya ada gangguan gangguan dan godaan itu, seakan akan dipasang pasangkan Pak Prabowo ini dengan nama-nama yang lain," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menanggapi berkembangnya isu yang memasangkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Ganjar. Tegasnya, partainya bersama PKB sudah memiliki mekanisme pengusungan pasangan capres dan cawapres.
"Namanya kan konfigurasi dibuat lembaga survei, kemudian opini masyarakat sah-sah saja, tetapi kan mekanisme di koalisi, di mekanisme, di partai ada sendiri nanti," ujar Dasco di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
Partai Gerindra dan PKB sudah meneken deklarasi pembentukan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya pada Agustus 2022. Keputusan terkait capres-cawapres berada di tangan Prabowo dan Abdul Muhaimin Iskandar.
"Tinggal sepuluh bulan menjelang Pilpres, komunikasi-komunikasi itu akan intens terus dilakukan, tetapi untuk Gerindra kan sudah disampaikan bahwa apapun keputusan soal capres-cawapres diserahkan kepada Pak Prabowo dan Pak Muhaimin Iskandar," ujar Dasco.