REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Rusia tak bisa mengirimkan pasokan penting peralatan pertahanan yang telah disepakati dengan militer India. Angkatan Udara India (IAF) mengungkapkan, pengiriman terhambat karena invasi Rusia ke Ukraina.
Pernyataan IAF ini merupakan konfirmasi resmi pertama mengenai tak terpenuhinya kiriman yang telah disepakati. New Delhi sejak awal khawatir invasi Moskow pada Februari tahun lalu, berimbas pada pengiriman senjata dan peralatan pertahanan yang dipesan India.
IAF mengungkapkan hal tersebut ke komite parlemen yang dipublikasikan di laman mereka pada Selasa (21/3/2023). ‘’Rusia berencana melakukan pengiriman besar tahun ini yang tak akan terwujud,’’ demikian pernyataan IAF dilansir Reuters, Jumat (24/3/203).
Juru bicara Kedubes Rusia di New Delhi mengatan,’’ Kami tak punya informasi untuk mengonfirmasi hal tersebut.’’ Belum ada juga respons dari Rosoboronexport, yang digunakan Pemerintah Rusia untuk mengekspor senjata.
Di sisi lain, laporan IAF tak menyebut spesifik apa yang batal dikirimkan Rusia. Diduga pengiriman terbesar yang masih dalam proses adalah sejumlah unit sistem pertahanan udara S-400 Triumf yang India beli pada 2018 dengan harga 5,4 miliar dolar AS.
Tiga dari sistem pertahanan ini sudah dikirimkan, dua unit yang belum. IAF juga mengandalkan pasokan suku cadang unuk pesawat tempur Su-30MKI dan MiG-29. Rusia dan sebelumnya, Uni Soviet pemasok utama senjata dan peralatan pertahanan berpuluh-puluh tahun.
Rusia memperoleh pemasukan 8,5 miliar dolar AS dari total belanja senjata India, 18,3 miliar dolar AS sejak 2017. Ini merujuk data terakhir Stockholm International Peace Research Institute. Dalam dua dekade terakhir, India berusaha tak lagi bergantung pada Rusia.
Mereka mengalihkan pandangan ke Prancis, AS, dan Israel. India pun mendorong produksi senjata dalam negeri menggandeng pemain global.