REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Dua desa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat. Getaran banjir terekam pada seismograf Pos Pengamatan Gunung api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang.
"Jumat (24/3/2023) pukul 11.20 WIB berdasarkan pengamatan visual/ CCTV telah terjadi hujan lebat dari lereng Semeru yang berpotensi banjir lahar dingin dengan getaran banjir/lahar panas terekam satu kali dengan amplitudo maksimum 39 mm dengan durasi 2.400 detik," kata petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Permadi, saat dikonfirmasi di Lumajang.
Kemudian terekam getaran banjir dengan amplitudo maksimum 30 mm sekitaran daerah aliran sungai, visual gunung berkabut dan hujan di daerah puncak Semeru yang berpotensi getaran banjir lahar dengan over skala amplitudo maksimum 39 mm di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terjadi banjir lahar terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta banjir lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya.
Menurutnya, hujan dengan intensitas sedang telah terjadi di wilayah Curah Kobokan di Desa Supiturang dan sekitarnya dan banjir terus mengalir ke arah Bondeli Kecamatan Candipuro.
"Getaran banjir lahar dingin meluber ke wilayah Dusun Kebondeli Selatan di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, yang mengakibatkan beberapa perkebunan milik warga rusak terkena arus banjir," jelasnya.
Pada pukul 13.00 WIB, tercatat getaran banjir terjadi penurunan dengan amplitudo maksimum 10 mm, namun banjir lahar hujan masih terjadi dan pada pukul 14.20 WIB, kondisi curah hujan menurun dan debit air sungai semakin surut.
"Pada pukul 14.30 WIB, banjir lahar dingin sampai di jembatan limpas Sumberlangsep dan meluber ke permukiman warga. Dua desa di Kecamatan Candipuro yang terdampak banjir lahar dingin Semeru yakni Desa Sumberwuluh dan Desa Jugosari," ujar dia.
BPBD Lumajang sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Jugosari dan Sumberwuluh, Forkompimca Candipuro, serta mengirimkan Tim Reaksi Cepat BPBD ke lokasi kejadian.
Ia menjelaskan, di Desa Sumberwuluh yang terdampak banjir lahar dingin Semeru sebanyak 15 kepala keluarga, sedangkan di Desa Jugosari sebanyak 138 KK. Warga Dusun Sumberlangsep di Desa Jugosari terisolir namun tidak berkenan dilakukan evakuasi.
"Kami mengimbau masyarakat untuk mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) seiring dengan status Gunung Semeru pada level III atau siaga," kata Permadi.