REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mewajibkan perusahaan pembuat tempat pengisian daya mobil listrik (charging stations) untuk dirakit di Amerika dan mengambil setidaknya 55 persen komponen (berdasarkan biaya) dari pemasok Negeri Paman Sam pada tahun 2024.
Dilansir Carscoop pada Sabtu (25/3/2023), hal itu merupakan syarat bagi perusahaan yang ingin mendapatkan 7,5 miliar dolar AS sebagai insentif bagi perusahaan untuk membangun stasiun pengisian cepat.
Meski begitu, salah satu sumber industri mengatakan kepada Reuters bahwa ini dapat menyebabkan perlambatan produksi dan terburu-buru untuk memenuhi aturan itu. Peraturan itu juga diprediksi menyebabkan perlambatan jangka pendek dalam peluncuran infrastruktur pengisian daya mobil listrik (EV).
XCharge, misalnya, adalah salah satu penjual pengisi daya cepat EV terbesar di Eropa, namun sumber pengisi dayanya berasal dari China. Perusahaan itu saat ini sedang pula berkembang di Amerika.
Salah satu pendiri XCharge, Aatish Patel, mengatakan bahwa biasanya, diperlukan waktu 12–18 bulan untuk memindahkan produksi dari satu negara ke negara lain. Menurutnya, ini mempercepat pendirian fasilitas AS, namun dapat menaikkan biaya hingga 30 persen.
Para pengkritik aturan Gedung Putih mengatakan bahwa aturan itu menghambat rencana banyak perusahaan dan dapat memperlambat peluncuran infrastruktur pengisian daya. Itu menjadi perhatian khusus bagi industri EV karena infrastruktur pengisian daya AS saat ini cukup buruk.
Adapun insentif disiapkan secara bertahap dengan 1,25 miliar dolar AS pertama dialokasikan untuk pengisi daya cepat di sepanjang jalan raya. AS berharap akan ada pengisi daya yang cukup untuk memenuhi permintaan awal yang "terbatas".
Perusahaan dapat mengajukan penangguhan, tetapi tidak pasti apakah permintaan mereka akan dikabulkan pemerintah AS. EVGo, yang sumber pengisi dayanya berasal dari SK Signet Korea Selatan, telah mengajukan penangguhan karena berencana membuka pabrik di Texas, namun pabrik tersebut tidak akan beroperasi dengan kapasitas penuh hingga 2026.
Salah satu perusahaan yang mengungguli para pesaingnya, dalam hal kualitas dan kinerja pengisi daya, adalah Tesla. Dengan pabrik yang sudah didirikan di Buffalo, serta rencana untuk membuka jaringannya ke kendaraan lain, perusahaan milik Elon Musk tersebut tampaknya akan berkembang di bawah aturan tersebut.
Namun, harga saham perusahaan lain telah menurun karena mereka bergulat dengan realitas aturan buatan Amerika. Beberapa investor percaya bahwa ini hanyalah hambatan sementara yang akan meningkatkan nilai perusahaan yang sukses.