Senin 27 Mar 2023 08:52 WIB

Tiga Opsi Terapi Atasi Insomnia Kritis

Insomnia kritis kerap sulit sembuh dan harus segera diperiksa ke dokter.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Partner
.
Foto: network /Rahma Sulistya
.

Gangguan tidur (ilustrasi). Republika/Wihdan
Gangguan tidur (ilustrasi). Republika/Wihdan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Insomnia menjadi kebiasaan tidur terburuk yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh. Namun, seseorang yang mengidap insomnia biasanya sulit untuk sembuh sehingga perlu menyadari kapan harus ke dokter.

Spesialis Saraf Dr dr Rimawati Tedjasukmana memaparkan cara untuk bisa menghilangkan insomnia, bahkan insomnia kritis. Ketika seseorang memasuki tahap insomnia kritis, maka perlu diidentifikasi dulu apa penyebabnya baru ditentukan terapinya.

“Ada tiga opsi terapi, apakah dengan psikologis, obat, atau CBT-I,” ujar Dr Rimawati dalam bedah buku “Insomnia” memperingati World Sleep Day dengan tema Sleep Is Essential for Health digelar secara daring oleh Perkumpulan Ilmu Kedokteran Tidur Indonesia (Perdoktin), Sabtu (18/3/2023).

CBT-I merupkan Cognitive Behavioral Therapy for Insomnia. Artinya seseorang diterapi menggunakan cara-cara tanpa obat. Strategi ini meliputi terapi kognitis, latihan relaksasi, latihan sleep hygiene, serta latihan mengurangi tidur.


Dari penelusuran literatur, CBT-I ini sangat efektif memperbaiki insomnia. Ini terlihat dari semua parameter yang diukur, seperti saat mulai awal tidur saja sleep onset jadi memendek, kemudian jarang terbangun di malam hari sehingga total sleep time memanjang dan tidur jadi lebih efisien.

“Kita itu sebenarnya yang lebih penting efisiensi tidur. Nah, orang-orang sering mengukur tidur dari berapa lamanya tidur, kalau orang insomnia itu diukur seberapa efisiensi tidurnya,” ucap Dr Rimawati.

Ia memberikan contoh semisal sudah berbaring di ranjang total delapan jam tapi tidur hanya empat jam, ini tidak efisien. CBT-I akan memperbaiki itu semua. Bahkan, CBT-I bisa memperbaiki insomnia primer dan sekunder, hingga seseorang dengan komorbid.

Enam dari delapan sesi yang termasuk dari CBT-I adalah edukasi tentang tidur, sleep hygiene, relaksasi, ristriction mengurangi jam tidur, stimulus control, dan cognitive therapy. CBT-I menggabungkan satu atau lebih strategi terapi kognitif tentang pengaturan tidur.

Selain itu, seseorang dengan insomnia kronis yang menjalani CBT-I ini akan dibuatkan sleep diary, untuk input bagi dokter yang mengawasi. Bagaimana memperbaiki tidur orang tersebut, dapat dilihat dari sleep diary yang diisinya.

sumber : https://senandika.republika.co.id/posts/207697/tiga-opsi-terapi-atasi-insomnia-kritis
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement