Jumat 31 Mar 2023 07:22 WIB

Harga Minyak Naik Didorong Penghentian Ekspor Kudistan

Ini mengimbangi tekanan dari pemotongan pasokan Rusia.

Red: Friska Yolandha
Kilang minyak (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Jeri Clausing
Kilang minyak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak menguat lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Kamis (30/1/2023), didukung oleh penghentian ekspor dari wilayah Kurdistan Irak dan stok minyak mentah AS yang lebih rendah. Ini mengimbangi tekanan dari pemotongan pasokan Rusia yang lebih kecil dari perkiraan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei terangkat 1,4 dolar AS atau 1,92 persen, menjadi menetap di 74,37 dolar per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik 99 sen atau 1,26 persen, menjadi ditutup pada 79,27 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca Juga

Reaksi pasar di atas datang karena pelaku pasar "tetap fokus pada kekhawatiran pasokan," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, Kamis (30/3/2023).

"Para pedagang harus mencatat bahwa Rusia telah memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari pada Maret, sehingga pasar minyak semakin ketat, yang merupakan bullish untuk harga minyak," katanya.