REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awan hitam tengah menggelayuti dunia sepak bola Indonesia. FIFA secara resmi merilis surat pembatalan tuan rumah Piala Dunia U20. Padahal ajang kedua terbesar FIFA ini hanya kurang dua bulan lagi.
Ajang yang diikuti 24 negara dari seluruh dunia ini rencananya digelar 20 Mei hingga 11 Juni 2023 di enam kota di tanah air.
Persiapan sudah dilakukan sejak Indonesia dipercaya FIFA menjadi tuan rumah pada Oktober 2019 lalu. Diantaranya melakukan renovasi 6 stadion yang akan digunakan pertandingan Piala Dunia U20 pastinya sudah banyak dana yang keluar.
Banyak pihak yang kecewa dengan pembatalan ini. Salah satunya Unggul Indra, Presiden La Grande Indonesia yakni komunitas suporter tim Merah Putih yang selalu setia memberi dukungan setiap kali timnas bertanding.
Ketika dihubungi republika.co.id, Kamis (30/3/2023), Unggul hanya menjawab singkat, belum mau komentar banyak, masih shock dengan kenyataan ini.
"Masih belum bisa menerima dan belum percaya Indonesia dicoret jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Semoga ada hikmahnya dibalik semua ini," ujar Unggul.
Indonesia dipastikan batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Ini menyusul pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. FIFA telah memutuskan untuk mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Dalam keterangan resminya yang diterima, FIFA menyatakan tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal penyelenggaraan turnamen yang saat ini masih belum berubah. Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya.
FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan ini, FIFA tetap berkomitmen untuk secara aktif membantu PSSI, melalui kerja sama yang erat dan dengan dukungan dari pemerintah Presiden Jokowi, dalam proses transformasi sepak bola Indonesia setelah tragedi yang terjadi pada Oktober 2022.