REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kementerian Agama menyebutkan penerapan inkubasi bisnis dari program strategis kemandirian dapat menjadikan pesantren yang mandiri di Tanah Papua.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Waryono Abdul Ghafur dalam siaran pers di Jayapura, Jumat, mengatakan adanya keberlanjutan dalam menjalankan fungsi utama pesantren, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
"Sehingga kami berharap perlu ada semangat untuk mendukung pesantren dalam hal ini pada pendidikan diniah, pondok pesantren dan Kanwil Kemenag Papua," katanya.
Selain itu, katanya,perlu kepedulian dari pengurus pesantren agar dapat mengelola dan memenuhi kebutuhan sehingga ada keberlanjutan program.
"Untuk Papua, program kemandirian pesantren melalui bantuan inkubasi bisnis, senilai masing-masing Rp 75 juta jenis usaha air minum dalam kemasan, lalu Rp75 jutabidang usaha jasa, dan Rp 70 juta usaha minimarket (swalayan)," ujarnya.
Pemberian bantuan kepada enam pesantren di tiga kabupaten dan kota di Tanah Papua, yakni Kota Jayapura, pesantren penerima bantuan inkubasi bisnis adalah Pesantren Al-Manshurin, Pesantren Darul Quran wa Dakwah, dan Pesantren Darul Dakwah wal Irsyad.
Di Kabupaten Merauke, bantuan diterima Pesantren Hidayatullah dan Pesantren Al Muawwaroh, sedangkan di Timika bantuan diterima Pesantren Ulumul Qur'an Hasyim Muzadi.
Pihaknya meminta pendidikan diniah, pondok pesantren, dan Kanwil Kemenag Papua memetakan apa saja bisnis yang dapat dijalankan lagi kepada enam pesantren penerima bantuan inkubasi bisnis.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Waryono Abdul Ghafur dalam rangkaian kegiatan itu, antara lain telah mengunjungi tiga pondok pesantren di Kota Jayapura, Papua, Kamis (23/3).