REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Ramadhan adalah momen khusus bagi umat Islam di seluruh dunia untuk meningkatkan ibadah, amal saleh, dan disiplin diri. Pada bulan ini juga umat Islam menjalankan puasa sejak matahari terbit hingga adzan maghrib.
Dengan jam puasa yang panjang, memanjakan diri dengan makanan manis dan makanan penutup adalah hal yang biasa. Namun, mengonsumsi terlalu banyak makanan manis dapat berdampak negatif pada kesehatan seseorang.
“Tidak ada salahnya sesekali mengonsumsi yang manis-manis selama bulan ini, namun harus ingat, selalu dikonsumsi dalam jumlah sedang dan hati-hati,” kata ahli gizi klinis berbasis di UEA Sara Abdelghany, dilansir di Al Arabiya, Jumat (31/3/2023).
Tidak mengonsumsi makanan tertentu, seperti makanan penutup dapat meningkatkan rasa lapar dan berakhir dengan makan berlebihan. Menurut Abdelghany yang bekerja di Klinik HealthBay Dubai, mengonsumsi makanan manis dalam jumlah sedang bisa menjadi bagian dari makanan di bulan Ramadhan. Dengan catatan, tetap harus mendengarkan isyarat tubuh dan tidak berlebihan.
Abdelghany mengatakan menikmati makanan penutup dua atau tiga kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi keinginan tanpa berlebihan. Penting untuk memiliki setidaknya dua makanan seimbang dan dua camilan untuk memenuhi asupan makanan yang dibutuhkan selama jam-jam tidak puasa.
“Suguhan manis seukuran empat jari atau telapak tangan bisa menggantikan salah satu camilan,” kata Abdelghany.