Namun, Abdelghany mencatat makanan penutup tidak boleh menggantikan makanan sehat dan seimbang karena tubuh membutuhkan makanan padat nutrisi agar tetap kenyang selama berpuasa. Meskipun mungkin tergoda untuk mengidam segera setelah berbuka, penting untuk menghindari makanan penutup terlalu cepat setelah berbuka puasa.
“Berbuka puasa dengan makanan manis akan meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin kita secara luar biasa, menyebabkan penurunan energi yang besar beberapa jam kemudian ketika insulin dalam tubuh tiba-tiba turun,” jelas Abdelghany.
“Penurunan energi ini akan selalu diikuti dengan keinginan yang kuat akan makanan manis lagi. Tubuh (kemudian) akan memasuki lingkaran setan nafsu keinginan, makan yang manis-manis, merasa rendah diri, dan ngidam yang manis-manis lagi,” ujarnya.
Beberapa orang mungkin juga akan terkena sembelit, sulit tidur atau tidur terganggu, mood tidak bagus, dan rasa lemas. Hal ini bisa terjadi ketika tubuh kekurangan cairan dan makanan padat nutrisi.
“Ada juga banyak alternatif makanan manis padat kalori yang bisa dinikmati orang selama bulan suci, mulai dari katayef goreng hingga salad buah segar,” kata Abdelghany.
Menyiapkan makanan penutup di rumah juga merupakan pilihan yang baik bagi orang yang ingin membatasi jumlah gula, minyak, dan lemak yang masuk ke dalam makanan pencuci mulut mereka.