Ahad 02 Apr 2023 01:20 WIB

Dinilai Berdampak positif, Kemenko Perekonomian Dukung Pembentukan Pakindo

Indonesia dan Pakistan punya kesamaan yang mendasar.

Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo melakukan silaturahmi Ramadhan dengan pengusaha karpet asal Pakistan Atta Ul Karim pada Rabu (31/03/2023).
Foto: istimwa
Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo melakukan silaturahmi Ramadhan dengan pengusaha karpet asal Pakistan Atta Ul Karim pada Rabu (31/03/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Erdiriyo melakukan silaturahmi Ramadhan dengan pengusaha karpet asal Pakistan Atta Ul Karim pada Rabu (31/03/2023). Dalam pertemuan di Istana Al-Barkat ini, Atta yang berasal dari Pakistan namun sangat cinta Indonesia, mengutarakan niatnya ingin membangun wadah perkumpulan antar dua negara yaitu Pakistan dan Indonesia, yang disingkat menjadi Pakindo.

Hal ini disambut hangat oleh Erdiriyo, bahkan Asdep berdarah Cirebon ini turut memberikan langkah-langkah konkrit untuk terbangunnya wadah Pakindo. "Perkumpulan ini nanti jangan membebani anggotanya. Makannya harus dilandasi dengan hybrid bisnis dan pemberdayaan berbasis moralitas, karena dengan ini perkumpulan akan bisa berjalan." Ucap Erdiriyo. 

Baca Juga

"Ciptakan kegiatan perekonomian, jika berhasil maka secara otomatis perkumpulan akan berjalan dengan sendirinya." Tegasnya.

Atta yang memang sedari dulu sudah ingin membentuk wadah ini, ternyata juga sudah banyak melakukan observasi, hal itu ditandai dengan ungkapannya yang menjelaskan terkait peluang apa saja bisnis atau kegiatan ekonomi yang bisa dilakukan.

"Rempah yang banyak digunakan di Pakistan itu kebanyakan impor dari India, dan India ternyata banyak juga rempahnya yang impor dari Indonesia." Ucap Atta yang juga sering disebut Sultan Karpet.

"Artinya jika sudah ada wadah ini, kita bisa memangkas jalur impor, sehingga Pakistan bisa langsung impor ke Indonesia," Imbuhnya.

Dengan demikian tentu secara harga juga akan jauh lebih murah, karena barang dikirim langsung ke Pakistan, tidak melalui India terlebih dahulu. Tentu saja jika hal ini terjadi, akan sangat menguntungkan dua belah pihak.

Asdep Erdiriyo sangat mendukung karena manfaatnya nyata untuk dua negara dan siap jika ditunjuk menjadi struktural apabila wadah ini sudah berdiri. Apalagi hal ini masih ada korelasinya dengan pekerjaannya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mengkoordinir beberapa kementerian dan lembaga.

"Ini bisa menjadi jembatan terjalinnya berbagai kerjasama antara Pakistan dan Indonesia," kata Erdiriyo. "Saya siap jadi pembina wadah ini jika diperlukan," imbuhnya.

Dari hasil diskusi ini, tidak hanya di bidang ekonomi, banyak sekali kemungkinan yang bisa dijalin kerjasamanya seperti program pendidikan, pariwisata atau bahkan mitigasi bencana.  Mengingat Indonesia dan Pakistan punya kesamaan yang mendasar, yaitu sama-sama sebagai negara muslim terbesar di dunia.

Atta Ul Karim yang mendengar hal ini tentu senang sekali, sebab apa yang menjadi cita-citanya akan dapat terwujud. "Saya senang ada orang yang bisa berpikir seperti saya, apalagi ini adalah orang yang pas dan bisa mendukung program di Pakindo yang manfaatnya nanti kembali lagi untuk kedua negara tersebut."

Tak lupa Atta juga bersyukur karena ada tokoh yang mau merangkulnya. Untuk itu, Ia punya target akan segera merealisasikan segera hasil dari pertemuan ini.

"Dalam waktu dekat, saya ingin langsung mempertemukan beliau dengan dubes Pakistan saat ini, Muhammad Hasan." Tutup Atta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement