Selasa 04 Apr 2023 13:44 WIB

Soal Duet dengan Prabowo di Koalisi Besar, Airlangga: Masih ada Chapter Berikut

Airlangga mengaku lima parpol bakal intensif komunikasi mewujudkan koalisi besar.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto memberikan penjelasan kepada awak media usai mengikuti pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023). Pertemuan selama satu jam itu salah setunya membahas pembentukan koalisi besar.
Foto: Republika/Febryan A
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto memberikan penjelasan kepada awak media usai mengikuti pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Ahad (2/4/2023). Pertemuan selama satu jam itu salah setunya membahas pembentukan koalisi besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberikan tanggapannya terkait kemungkinan pencalonan dirinya dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 nanti. Menurut dia, dalam politik, dinamika bisa saja berubah-ubah.

Ia pun menyebut masih ada kelanjutan dari pertemuan antara lima partai yang digelar di acara silaturahim Ramadhan di Kantor DPP PAN pada Ahad (2/4/2023). “Ya namanya politik nanti masih ada chapter berikut,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/4/2023).

Baca Juga

Airlangga mengatakan, dalam pertemuan antara PAN, PPP, Golkar, Gerindra, dan PKB kemarin sudah dibahas terkait fondasi pembentukan koalisi besar. Meski demikian, Airlangga juga membuka peluang masuknya partai-partai lain dalam koalisi besar ini.

Ia juga menyebut, dalam pertemuan itu belum dibahas terkait pasangan calon yang akan diusung. Pembahasan terkait hal ini akan dilakukan di pertemuan selanjutnya.

“Koalisi besar kan kemarin kita sudah bertemu secara silaturahim, fondasinya sudah kita bahas. Terkait dengan kepemimpinannya di chapter berikut, tapi kami juga membuka terhadap partai-partai yang ingin bergabung di dalam koalisi besar ini,” tegas Airlangga.

Menurut dia, komunikasi para pimpinan dari lima partai ini pun sudah cukup cair. Ia mengatakan akan terus melanjutkan komunikasi sehingga koalisi besar bisa terbentuk.

“Dan tentu antarpimpinan lima partai ini kami cukup cair dan kami akan terus berkomunikasi intens agar koalisi ini bisa terus menemukan bentuknya,” kata dia.

Dalam pertemuan pada Ahad itu juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, Jokowi mengaku pertemuan tersebut membahas pembentukan koalisi besar menjelang Pilpres 2024.

“Yang berbicara itu (soal koalisi besar) ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja,” kata Jokowi usai pertemuan.

Ketum parpol yang ikut dalam pertemuan tertutup itu adalah Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum PPP Mardiono. Golkar, PKB, dan PPP diketahui sudah bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk menyongsong Pilpres 2024. Sedangkan Gerinda dan PKB membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Jokowi menilai, kelima partai yang tergabung dalam KIB dan KKIR itu cocok jika disatukan dalam sebuah koalisi besar. Kendati begitu, Jokowi menyerahkan urusan pembentukan koalisi besar tersebut kepada para ketum parpol.

Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, pertemuan tersebut mengisyaratkan keinginan dari Jokowi untuk membentuk koalisi baru dengan meleburkan KKIR dan KIB menjadi satu.

Selain itu, pertemuan tersebut juga disinyalir sebagai agenda Jokowi untuk meng-endorse pasangan capres dan cawapres dari masing-masing koalisi. Keduanya adalah pasangan Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement