Selasa 04 Apr 2023 18:54 WIB

Erick Thohir Perjuangkan Timnas Tampil di Piala Dunia

Erick Thohir berupaya agar FIFA tak memberikan sanksi ke Indonesia.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir berbicara soal pertemuan dengan FIFA terkait Piala Dunia U-20.
Foto: Dok PSSI
Ketua Umum PSSI Erick Thohir berbicara soal pertemuan dengan FIFA terkait Piala Dunia U-20.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski belum berhasil menjadi tuan rumah dan penyelenggara piala dunia U-20, Ketua Umum PSSI tak patah semangat untuk membawa timnas Indonesia ke kancah dunia. Menteri BUMN tersebut kini berjuang membawa timnas untuk tetap tampil di berbagai event pertandingan kelas dunia. 

Pakar Sepak Bola Indonesia Rony Samloy menyebut Erick Thohir sebagai pahlawan bagi dunia sepak bola Indonesia. Pemimpin terbaik dan andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini terbukti berkali – kali berjuang agar Timnas Indonesia bisa tampil di ajang tertinggi sepak bola dunia yakni Piala Dunia.

Baca Juga

Kendati starting poinnya adalah Piala Dunia U-20 yang batal digelar karena terjadi polemik di dalam negeri. 

"Pak Erick Tohir adalah tokoh, pendekar, pahlawan dan penyelamat sepakbola Indonesia. Upaya melobi kembali FIFA adalah bukti komitmen kuat pak Erick Thohir dalam mewujudkan impian masyarakat Indonesia,” terang Rony dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa (4/4/2023).

"Upaya melobi kembali FIFA agar sepakbola kita bisa tampil di Piala Dunia, sekalipun sebagai starting poin Piala Dunia U-20," imbuhnya.

Sebelum, Indonesia dibatalkan oleh FIFA untuk menggelar Piala Dunia U-20, Erick Thohir menjadi ujung tombak perjuangan dunia sepak bola. Bahkan hal ini terjadi sebelum ia diberikan amanah untuk menjadi Ketum PSSI periode 2023 – 2027.

Masih terekam jelas di benak rakyat, Erick Thohir berjuang sebagai perwakilan pemerintah agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi sekaligus menyelamatkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia setelah terjadinya tragedi Kanjuruhan Malang pada tahun 2022 lalu. Eks Presiden Inter Milan ini mendapatkan penugasan langsung dari Presiden Jokowi untuk bernegosiasi bersama FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia apalagi mencabut status tuan rumah karena tragedi tersebut.

Pertemuan Erick Thohir dan Presiden FIFA Gianni Infantino ini pun berjalan dengan baik. Alih – alih diberikan sanksi, Indonesia justru mendapatkan uluran tangan untuk melakukan transformasi dunia sepak bola agar kejadia serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 juga berhasil diamankan oleh Erick Thohir. Namun di bulan Maret 2023 dinamika terjadi karena penolakan yang dilakukan oleh kepala daerah penyelenggara acara yakni Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menyuarakan penolakan.

Padahal jauh sebelumnya yakni pada Juni 2022 lalu, Kemenpora telah mengingatkan berbagai kepala daerah jika Timnas Israel U-20 akan bertandang ke Indonesia dalam gelaran Piala Dunia U-20. Namun para kepala daerah yang menyuarakan penolakan tersebut tetap menandatangani surat perjanjian tuan rumah penyelenggara.

Tapi apa daya suara penolakan sudah terdengar oleh FIFA dan sikap tegas pun diambil Atas suara dengan membatalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali dan menghapus status tuan rumah Indonesia. Banyak pihak termasuk Rony menyayangkan suara sumbang yang dikeluarkan oleh I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo yang kemudian menenggelamkan mimpin Timnas Indonesia untuk berlaga di pentas tertinggi dunia sepak bola yakni Piala Dunia.

Negosiasi kembali dilakukan oleh Erick Thohir yang sudah mengemban amanah sebagai Ketum PSSI kepada FIFA namun tidak berhasil. Rony mengatakan seharusnya para politisi merasa malu kepada niat tulus Erick Thohir dalam upaya memajukan dunia sepak bola dan menjamin keberlangsungan hidup puluhan ribu insan sepak bola di Tanah Air.

"Tokoh-tokoh politik mesti malu pada sikap dan ketulusan Erick Thohir dalam memajukan sepakbola, sekaligus menyelamatkan nasib 500 ribu pelatih, pemain dan pemangku kepentingan sepakbola lain di tanah air," pungkas Rony.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement