Selasa 04 Apr 2023 19:02 WIB

Tidur Siang 40 Menit Pakai Lensa Kontak, Mahasiswa Asal Florida Alami Kebutaan

Lensa kontak bisa jadi tempat bertumbuhnya bakteri, jamur, atau parasit.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Lensa kontak. Biasakan untuk mencopot lensa kontak sebelum tidur.
Foto: flickr
Lensa kontak. Biasakan untuk mencopot lensa kontak sebelum tidur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang mahasiswa asal Florida, Amerika Serikat, mengalami kebutaan pada sebelah matanya akibat terinfeksi parasit langka. Infeksi tersebut diperantarai oleh lensa kontak yang digunakan sang mahasiswa saat tidur siang sejenak.

Mahasiswa bernama Mike Krumholz tersebut hanya tidur siang selama 40 menit selepas olahraga pada 19 Desember 2022. Saat tidur siang, Krumholz menggunakan lensa kontak sekali pakai.

Baca Juga

Setelah tidur siang, Krumholz mandi, melepas lensa kontak sekali pakainya, lalu tidur. Keesokan paginya, pria berusia 21 tahun tersebut bangun dengan mata kiri yang gatal dan berair.

Rasa gatal tersebut cenderung memburuk di bawah paparan sinar matahari. Lubang hidung kiri Krumholz juga terus beringus.

Krumholz lalu berasumsi bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh alergi yang dipicu anjing peliharaannya. Dia lalu meminum obat alergi, namun tak mengalami perubahan berarti.

Meski begitu, Krumholz masih tetap beraktivitas dan bahkan sempat bertanding baseball bersama teman-temannya di kampus. Pada hari berikutnya, Krumholz mengunjungi ahli optometri yang dengan cepat merujuk sang mahasiswa ke dokter spesialis mata.

Dokter tersebut menilai kondisi yang dialami oleh Krumholz disebabkan virus herpes simpleks. Meski menjalani terapi dengan obat antivirus, kondisi Krumholz tak kunjung membaik.

Mata kirinya malah semakin meradang dan tak bisa membuka. Dia juga merasakan nyeri yang hebat dan bisa melihat kilatan-kilatan cahaya meski di ruangan gelap.

Krumholz lalu mendatangi dokter spesialis mata yang berbeda dan kembali mendapatkan diagnosis serupa. Dokter tersebut lalu meningkatkan dosis antivirus yang diberikan kepada sang mahasiswa.

Pada 17 Januari 2023, tim dokter sempat mengambil sampel dari mata Krumholz untuk diperiksa lebih lanjut. Pada 31 Januari 2023, tim dokter memberitahu bahwa sampel dari mata Krumholz positif terhadap parasit bernama Acanthamoeba.

Dengan kata lain, keluhan yang dialami oleh Krumholz selama ini adalah keratitis Acanthamoeba. Saat ini, Krumholz telah kehilangan penglihatan pada mata kirinya. Dia bahkan masih kerap merasakan rasa nyeri hebat yang membuatnya harus mengonsumsi obat pereda nyeri setiap dua jam atau lebih.

"Itu adalah rasa nyeri paling ekstrem dan tak nyaman yang pernah saya rasakan," ujar Krumholz, seperti dilansir Insider, Selasa (4/4/2023).

Menurut tim dokter, kemungkinan terbaik yang dapat terjadi pada kasus Krumholz adalah dia bisa terbebas dari parasit dalam waktu enam bulan. Pada saat itu, dia bisa menjalani operasi transplantasi kornea untuk membuang bagian matanya yang terinfeksi dan mungkin juga rusak akibat penggunaan obat yang kuat. Operasi ini diprediksi dapat mengembalikan sebagian penglihatannya yang hilang.

Apa Itu Keratitis Acanthamoeba?

Keratitis Acanthamoeba adalah peradangan pada kornea mata akibat infeksi Acanthamoeba. Kondisi ini bisa memunculkan gejala seperti nyeri pada mata, mata merah, pandangan buram, sensitif terhadap cahaya, merasa ada suatu sensasi pada mata, serta keluar air mata secara berlebih.

Dalam kasus Krumholz, infeksi Acanthamoeba kemungkinan disebabkan oleh tidur dengan menggunakan lensa kontak. Meski hanya sebentar, tidur sambil menggunakan lensa kontak dapat memberikan peluang bagi Acanthamoeba untuk menginfeksi area kornea mata.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement