JAKARTA--Sampah adalah salah satu persoalan krusial yang masih terjadi di Indonesia. Penyelesaian persoalan sampah pun perlu dilakukan lewat sinergi dan gerakan yang efektif.
Salah satu gerakan yang dilakukan lewat kolaborasi adalah Project STOP (Stop Ocean Plastics). Program yang dihadirkan oleh Borealis dan Systemiq ini pun juga bekerja sama dengan sejumlah daerah di Indonesia untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang sirkular dan efektif.
Direktur Program Project STOP di Systemiq, Mike Webster mengatakan, pengelolaan sampah yang layak membutuhkan upaya terus-menerus dan kontribusi signifikan dari semua pihak terkait dan sangat penting dilakukan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Sebagai langkah kolaborasi dengan masyarakat setempat, kini Project STOP juga telah menjalin kemitraan kedua di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
“Kami sangat bersyukur atas kerja sama dengan pemerintah Indonesia, Pemerintah DaerahPasuruan, para mitra dan penyandang dana. Sungguh luar biasa dapat menyerahkan sistem pengelolaan sampah yang sudah mapan ini kepada pemerintah dan masyarakat setempat sehingga mereka dapat melanjutkan upaya di lapangan," kata Mike Webster, Kamis (6/4/2023).
Project STOP yang juga didukung oleh Nestlé sendiri merupakan suatu program yang bertujuan untuk mencapai nol kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, dan berkontribusi pada ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat.
Menurutnya, partisipasi masyarakat merupakan jantung dari program. Hingga saat ini, Project STOP Pasuruan telah menjangkau lebih dari 132.000 individu melalui layanan pengangkutan sampah, serta melakukan komposting dan daur ulang sampah di dua fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R).
Tiap TPS3R memiliki kapasitas 25 ton per hari, dengan biaya sistem penuh mencapai 39 dolar AS per ton di Lekok dan 35 dolar AS/ton di Nguling. Gerakan ini pun terbukti telah menciptakan 120 lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan mengumpulkan lebih dari 5.000 ton sampah, termasuk diantaranya 700 ton plastik.
Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf mengatakan, sejak tahun 2019, Kabupaten Pasuruan telah bekerja sama dengan Project STOP Pasuruan untuk menyediakan sistem persampahan yang sirkular dan dapat diakses oleh masyarakat.
"Kami sangat senang dengan adanya kolaborasi multi-pihak yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi dan menyediakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat,” kata Irsyad Yusuf.
Direktur Sustainability Nestlé Indonesia, Prawitya Soemadijo mengatakan, lewat program ini Nestlé memiliki visi agar tidak ada sampah plastik yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ataupun mencemari lingkungan.
"Nestlé sangat bangga mendukung Project STOP untuk mencapai kemandirian dan menjaga kemasan bernilai ekonomi yang dapat
dimanfaatkan kembali serta residu agar tidak mencemari alam. Lebih jauh lagi, upaya kolaborasi ini juga turut mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target 70 persen penanganan sampah dengan benar,” kata Prawitya Soemadijo.