BOYANESIA -- Menjelang berbuka puasa di bulan Ramadhan, orang-orang Bawean juga memiliki tradisi unik yang disebut dengan “Nyare Malem” (bahasa Bawean). Dalam bahasa Indonesia artinya, mencari malam. Tradisi ini merupakan kegiatan Ngabuburit ala suku Bawean.
Bagi yang belum tahu, suku Bawean adalah penduduk yang mendiami Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau ini terletak di sebelah utara Kabupaten Gresik atau berada di tengah-tengah Pulau Jawa dan Kalimantan. Di pulau ini lah tradisi Nyare Malem terus dilestarikan sampai saat ini.
Nyare Malem dan Ngabuburit sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menunggu waktu berbuka puasa. Hanya saja istilah Ngabuburit berasal dari bahasa Sunda. Pada kamus Besar Bahasa Sunda disebutkan bahwa Ngabuburit merupakan penyatuan kata 'ngelantung ngadagoan burit' yang artinya, 'bersantai-santai menunggu waktu sore’.
Namun, bagi orang Bawean, istilah Nyare Malem cukup enak didengar dibandingan dengan istilah "Ngabuburit". Karena itu, istilah Ngabuburit sangat jarang terdengar di kalangan masyarakat Bawean.
Kebanyakan yang menjalankan tradisi Nyare Malam ini adalah muda-mudi Bawean ataupun bapak-bapak yang menemani anak mereka yang masih kecil. Sementara, kaum ibu biasanya sibuk menyiapkan hidangan buka puasa di rumah.
Seperti kegiatan Ngabuburit pada umumnya, Nyare Malem adalah kegiatan menunggu Azan Maghrib. Bedanya dengan daerah lain, dalam tradisi Ngabuburit ala Bawean ini Anda bisa menikmati pemandangan Pulau Bawean yang masih asri.
Tempat-tempat yang asyik untuk Nyare Malam biasanya di tepi pantai Bawean, dermaga penyeberangan, alun-alun kota bahkan pusat kuliner yang ada di sepanjang jalan lingkar Pulau Bawean. Namun, banyak juga warga Bawean yang memilih Nyare Malem dengan mendengarkan pengajian di masjid.
Baca Juga:
4 Tradisi Unik Suku Bawean di Bulan Ramadhan
Sasakbenan, Tradisi Muda-Mudi Bawean yang Terlupakan di Bulan Syaban
Mandiling, Seni Berbalas Pantun Khas Bawean
Pukulan, Olahraga Tinju Khas Bawean
Lagu Daerah Baweah, Obat Rindu untuk Para Perantau