REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkap alasan di balik terhindarnya Indonesia dari sanksi pembekuan oleh FIFA. Menurut Erick, terhindarnya Indonesia dari sanksi berat itu bukan karena kedekatan personalnya atau Presiden Jokowi dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Menurut Erick, alasannya adalah pertimbangan rasional FIFA melihat komitmen Indonesia untuk menata sepak bolanya lewat manajemen yang lebih tertata dan profesional. Erick mengungkap, dia datang ke markas FIFA dengan membawa peta jalan (blueprint) yang berisi program jangka pendek hingga panjang terkait perbaikan sepak bola.
"Presiden Gianni selalu bilang mana blue printnya? Di situ (Swiss), Saya bawa blueprint Garuda Mendunia. Di situ ada data-data ekonomi yang menunjukkan ekonomi Indonesia terus naik tetapi prestasi olah raganya turun. Berarti memang kita lack of management, kurang manajemen dan komitmen. Nah, itulah mengapa presiden Gianni selalu menanyakan mana blueprintnya," ujar Erick kepada media di Jakarta, Senin (10/4/2023).
Dalam blueprint yang disusun PSSI bersama pemerintah dipaparkan komitmen untuk membenahi total fasilitas. Komitmen bahkan telah diimplementasikan langsung Presiden Jokowi via Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. "Pak Presiden Jokowi luar biasa menugaskan Pak Bas (Basuki) untuk merenovasi 22 stadion untuk timnas Liga 1,2, dan 3. Itu luar biasa. Itu komitmen yang FIFA tunggu-tunggu," ucap Erick.
Erick optimistis, dengan pondasi utama fasilitas dan infrastruktur yang semakin baik maka peta jalan perbaikan sepak bola Indonesia bisa membawa banyak perubahan. Muaranya, kata Erick, adalah peningkatan prestasi Indonesia di lapangan sepak bola. Ini selaras dengan prestasi di bidang ekonomi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. "Kuncinya adalah manajemen dan komitmen," kata Erick menegaskan.