REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan, kementerian berupaya mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster berbasis rantai pasok. Ia menyebutkan, sampai kini telah terealisasi KUR Klaster sebesar Rp 538,7 miliar, diberikan ke 50 klaster dengan anggota klaster sebanyak 5.310 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh sembilan penyalur KUR.
Diharapkan, lembaga keuangan dapat memperluas skema KUR Klaster. Secara total, kata dia, ekspektasi penyaluran KUR Klaster berbasis rantai pasok sebesar Rp 1,34 triliun untuk 117 klaster dengan anggota klaster sebanyak 15.776 UMKM.
“Maka upaya-upaya terobosan, termasuk melalui program KUR Klaster berbasis rantai pasok penting dijalankan. Ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan,” ujarnya dalam kegiatan penyerahan KUR Klaster berbasis rantai pasok di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Dirinya menjelaskan, penyaluran KUR Klaster itu menjadi bagian dari terobosan pemerintah dalam meningkatkan peran ekonomi kerakyatan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Pada penyaluran klaster berbasis rantai pasok ini, panyaluran pembiayaan bergeser dari sektor perdagangan ke sektor produksi seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan lainnya.
“Kami diminta mencari terobosan supaya penyaluran KUR tidak itu-itu saja. Namun kami juga memahami bank tak mau gegabah menyalurkan KUR, tahun ini penyaluran KUR ditargetkan sebesar Rp 460 triliun," tutur dia.
Risiko kredit macet atau Nonperforming Loan (NPL), lanjutnya, menjadi pertimbangan utama perbankan. Maka, penyaluran KUR Klaster dinilai mengurangi risiko tersebut, karena barang produksi UMKM sudah pasti diserap off taker.
Hal ini juga memungkinkan UMKM terhubung dengan off taker rantai pasok industri seperti benchmark UMKM yang ada di Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan China, di mana kredit perbankan UMKM bisa mencapai lebih dari 60 persen. “Yang paling bagus itu di Korsel, kredit perbankan mencapai 81 persen kredit perbankan untuk UMKM. UMKM di sana terhubung dengan rantai pasok industri bahan setengah jadi untuk bahan industri ada kepastian market, ini yang sedang dibangun,” tuturnya.
Ia menekankan, Kemenkop terus memperluas KUR Klaster yang plafonnya cukup besar mencapai Rp 500 juta, sehingga mampu mendorong percepatan penyaluran. Di sisi lain Teten mengusulkan OJK agar perbankan tidak hanya menggunakan pendekatan konvensional kolateral, dengan menggunakan jaminan. Dirinya menambahkan, tidak semua aset UMKM bisa dipakai sebagai agunan.