Selasa 18 Apr 2023 21:11 WIB

Panglima: Evakuasi Jenazah Pratu Arifin Korban KKB Papua Terkendala Cuaca

TNI berkomitmen memberikan penghormatan terakhir kepada Pratu Arifin korban KKB Papua

 Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, berbicara kepada media saat konferensi pers di Pangkalan Udara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023). Panglima TNI pada hari Selasa menolak klaim kelompok separatis bahwa mereka telah membunuh lebih dari selusin tentara pemerintah yang sedang mencari seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh para pemberontak di wilayah Papua yang bergolak.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, berbicara kepada media saat konferensi pers di Pangkalan Udara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023). Panglima TNI pada hari Selasa menolak klaim kelompok separatis bahwa mereka telah membunuh lebih dari selusin tentara pemerintah yang sedang mencari seorang pilot Selandia Baru yang disandera oleh para pemberontak di wilayah Papua yang bergolak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin di Mugi-Man, Nduga, Papua, masih terkendala cuaca buruk, tetapi TNI terus berupaya mengangkut jenazah prajurit tersebut dari jurang sedalam 15 meter.

"Kami usahakan untuk dievakuasi, tetapi sampai saat ini belum berhasil karena cuaca. Kami prioritaskan (evakuasi) mereka-mereka yang luka-luka. Hari ini bisa kami angkut semuanya," kata Laksamana Yudo saat jumpa pers di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua, Selasa, yang rekamannya disiarkan Pusat Penerangan TNI di Jakarta.

Baca Juga

Pratu Miftahul Arifin, prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, gugur pada Minggu (15/4) setelah diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua. Pratu Arifin gugur saat bersama pasukan menyisir wilayah Mugi-Man, Nduga, mencari pilot Susi Air, Phillip Mehrtens, yang disandera oleh KKB sejak Februari 2023.

Di lokasi penyisiran itu, Panglima menyampaikan ada 36 prajurit TNI yang mencari keberadaan pilot Susi Air. Namun, pasukan kemudian dihadang dan diserang oleh KKB.

"Kemarin, pasukan kami menerima informasi keberadaan pilot di sana, yang mana harapan kami bisa ada komunikasi, koordinasi supaya diserahkan, mungkin tidak perlu kekerasan. Harapan kami seperti itu, tetapi ternyata belum sampai sama di jalan sudah dihadang, ditembaki," kata Yudo.

Dari baku tembak KKB dan TNI itu, satu prajurit gugur, dan tiga prajurit kena luka tembak, satu luka karena terjatuh.

Panglima menyampaikan TNI telah mengevakuasi prajurit yang terluka, dan mereka akan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Di kesempatan yang sama, Laksamana Yudo lanjut menyampaikan dia berbincang langsung dengan prajurit yang dievakuasi. Dari hasil percakapan singkat itu, para prajurit dalam kondisi yang stabil.

"Alhamdulilah, kondisi mereka sehat semuanya, masih bisa melihat saya langsung, bilang selamat siang Panglima! berarti masih sadar. Tadi saya jemput di sana dengan Pak Kasad (Jenderal TNI Dudung Abdurachman). Ada juga yang bilang Komando! Artinya mereka masih sadar. Alhamdulilah, mudah-mudahan mereka bisa sehat kembali, dan pulih dari luka yang diderita," kata Panglima TNI.

Panglima TNI langsung terbang ke Timika, Papua, Senin (17/4), untuk mengecek situasi di Papua setelah prajuritnya diserang oleh KKB. Di Papua, Panglima mendengar paparan dari jajarannya, yaitu Pangkogabwilhan III, Pangdam XVII/Cendrawasih, Komandan Koopsus TNI, Pangkoarmada III, dan Danrem 173, dan Danrem 174.

Selepas mengecek langsung situasi di Papua, menemui prajurit yang dievakuasi, dan mengevaluasi operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air, Panglima melanjutkan perjalanan ke Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement