MAGENTA -- Mesir pernah mengalami kejayaan pada masa kepemimpinan sejumlah Firaun. Dari dinasti ke dinasti, Firaun berkuasa di Mesir Kuno selama 3.000 tahun. Lalu, Dinasti mana yang bertahan paling lama?
Menurut analisis catatan tertulis dan penanggalan radiokarbon, ilmuwan memperkirakan dinasti ke-18 Mesir adalah yang terlama. Dinasti itu berkuasa hingga 250 tahun.
Dinasti ke-18 dimulai sekitar tahun 1550 SM, ketika Firaun Ahmose mengusir Hyksos, sebuah kelompok yang berasal dari Asia yang telah menguasai sebagian Mesir kuno selama lebih dari satu abad.
.
.
Saat berkuasa, Ahmose sangat ambisius memperluas wilayah kekusaannya di Mesir. Kerajaannya membentang dari Sudan saat ini hingga yang sekarang disebut Suriah. Itulah wilayah kekuasaan Tutankhamun (Raja Tut), seorang Firaun yang makam utuhnya ditemukan kembali oleh tim arkeologi pimpinan Inggris pada 1922.
BACA JUGA: Pernah Ditanya Soal Perbedaan Waktu Hari Raya, Ini Jawaban Buya Hamka
Seorang profesor kronologi isotop di Universitas Groningen di Belanda Michael Dee mengatakan dinasti Mesir benar-benar hanya konstruksi retrospektif. Banyak Firaun dalam sebuah dinasti memiliki hubungan keluarga langsung, tapi tidak semuanya.
"Dinasti adalah anggota berturut-turut dari keluarga yang sama dengan beberapa tambahan," kata Dee, dilansir di Live Science, Senin (17/4/2023).
Menurut seorang profesor sejarah di Universitas Columbia Marc Van De Mieroop, dinasti ini dibuat oleh Manetho, yang menulis sejarah Mesir dalam bahasa Yunani pada abad ketiga SM. "Dinasti Firaun ke-18 berhubungan satu sama lain berdasarkan keturunan, kecuali dua dinasti terakhir yang masa pemerintahannya sangat singkat," katanya.
BACA JUGA: Daftar Lokasi Sholat Idul Fitri 21 April 2023 untuk Wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi
Meski Manetho telah menggambarkan dinasti Firaun ke-18 adalah dinasti terpanjang, namun Van De Mieroop masih meyakini periode pemerintahan Yunani dan Romawi lebih panjang. Menurutnya, pemerintahan Yunani di Mesir dimulai pada 332 SM, ketika Alexander Agung menaklukkan Mesir. Sebelum penaklukannya, wilayah itu dikuasai oleh Persia Kuno.
Setelah kematian Cleopatra, Kaisar Romawi Augustus memasukkan Mesir ke dalam Kekaisaran Romawi sebagai sebuah provinsi. Meskipun kaisar Romawi jarang mengunjungi Mesir, karya seni yang bertahan menunjukkan mereka tetap dianggap sebagai Fir'aun.
Sementara Kekaisaran Romawi Barat jatuh pada tahun 476 M, Kekaisaran Romawi Timur (sering disebut Kekaisaran Bizantium), yang berbasis di Konstantinopel, melanjutkan dan menguasai Mesir hingga 646 M. Setelah itu Kekhalifahan Rashidun merebutnya. Kekhalifahan Rashidun berbasis di Arab Saudi dan dibentuk setelah kematian Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA:
Tak Punya Uang, Sukarno Lelang Peci Kesayangan untuk Bayar Zakat Fitrah
Sejarah Panjang Jalan Tol di Indonesia, dari Jagorawi Hingga Tol Bima
Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat
Daftar Lokasi Sholat Idul Fitri 21 April 2023 di Yogyakarta
Catat, Ini Jadwal dan Lokasi Gerhana Matahari 2023 di Indonesia