Rabu 19 Apr 2023 12:21 WIB

Trafik Layanan Komunikasi Arus Mudik Diprediksi Melonjak 36 Persen

Hal itu seiring peningkatan jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 123 juta orang.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ismail.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ismail.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengantisipasi lonjakan lintas atau traffic layanan telekomunikasi selama periode arus mudik, yang diperkirakan meningkat mencapai 11 persen sampai 36 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hal itu seiring dengan peningkatan jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 123 juta orang. Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Ismail menyatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan penyelenggara layanan telekomunikasi seluler atau operator seluler untuk mengantisipasi peningkatan trafik tersebut.

"Dengan lonjakan traffic arus mudik berarti akan sejalan dengan lonjakan traffic telekomunikasi, jadi dari dunia pertelekomunikasian dan seluruh stakeholders ini memang betul-betul harus mempersiapkan diri dengan baik akibat lonjakan arus mudik ini," kata Ismail dikutip dari siaran pers Kemenkominfo di Jakarta, Rabu (19/4/2023).

Menurut Ismail, Kemenkominfo telah menerima laporan dari operator seluler yang beroperasi di Indonesia terkait dengan layanan yang disiapkan selama arus mudik. Mereka memastikan traffic telekomunikasi dan pendirian posko layanan telekomunikasi.

"Untuk tahun ini kita perkirakan lonjakan itu bisa mencapai angka 11 persen-36 persen dari normal, kalau di tahun-tahun sebelumnya bahkan sebelum Covid-19 kisaran di angka sekitar 10 persen sampai 20 persen," ujarnya.

Sehingga, menurut Ismaeil, perkiraan lonjakan trafik dari kondisi normal bukan angka yang kecil. Untuk itu, Kemenkominfo dan operator seluler mengupayakan peningkatkan kapasitas demi memenuhi kebutuhan tersebut.

"Kalau 36 persen, berarti lebih dari seperempat dari kapasitas, maka kapasitas harus betul-betul ditingkatkan. Jadi semua operator besar telekomunikasi di Indonesia meningkatkan kapasitas dengan jumlah yang cukup fantastis," ujarnya.

Ismail menjelaskan, untuk Telkom Group telah menyiapkan kapasitas layanan telekomunikasi sebesar 395 ribu giga bytes per second (Gbps) dan 69 posko layanan telekomunikasi. Sedangkan untuk Telkomsel yang menangani layanan trafik internet di kisaran 12.590 Gbps dan 127 posko.

"Indosat juga akan mengantisipasi lonjakan ini sampai dengan kapasitas 7.273 Gbps dan akan menyiapkan posko nasional dengan model operasi digital, termasuk pemanfaatan artificial intelligence dan otomasi di berbagai posko yang disiapkan di Indosat," ujarnya.

Sementara untuk kapasitas yang disiapkan oleh XL Axiata dilaporkan mencapai 6.200 Gbps dengan seribu personil yang standby dalam rangka mengantisipasi arus mudik. "Untuk Smartfren mereka akan menyiapkan sampai dengan 400 Gbps dengan empat posko mudik tersebar di seluruh Indonesia. Jadi, itu secara garis besar kalau kita lihat dari sisi kapasitas," kata Ismail.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement