REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tingginya animo pengunjung Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung, membawa berbagai permasalahan. Salah satunya, sampah yang pernah menumpuk saat Masjid Al Jabbar dipadati pengunjung.
Hal itu pun membuat masjid berkapasitas 33.000 pengunjung tersebut mengalami ledakan sampah saat pertama kali diresmikan dan dibuka untuk umum akhir 2022 lalu.
Berdasarkan data di Dinas Lingkungan Hidup Jabar, produksi sampah yang dihasilkan oleh ribuan pengunjung tersebut mencapai 1,9 ton di awal peresmian.
Sedangkan hingga akhir Januari 2023 lalu berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, sampah yang dihasilkan mencapai kurang lebih 96 ton. Yakni, komposisi sampah terpilah 6,2 ton serta sampah residu kurang lebih 89 ton, timbulan rata-rata per harinya mencapai 2-4 ton
Melihat kondisi ini, menurut Direktur Utama PT Migas Utama Jabar (MUJ) Begin Troys, MUJ tergerak untuk melakukan intervensi perilaku buang sampah di Masjid Raya Al Jabbar. Yakni, melalui mekanisme Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) pihaknya memberikan bantuan sarana edukasi dan kebersihan.
Begin mengatakan, pihaknya memberikan 150 unit tempat sampah berukuran 120 liter, 2 unit megaphone untuk mengedukasi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan dan 1 unit timbangan untuk memilah sampah.
BUMD yang mengelola participating interest blok ONWJ di kawasan Pantai Utara Jawa Barat ini berharap, upaya tersebut bisa membantu mengurangi timbulan sampah yang dihasilkan dari pengunjung masjid, sekaligus menjadi sarana edukasi perilaku tertib membuang sampah.
“Ini yang mendasari MUJ dan MUJ ONWJ melakukan intervensi perilaku buang sampah di kawasan Masjid Raya Al Jabbar,” katanya.
Upaya yang dilakukan MUJ ini pun diapresiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar. Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas mengatakan sejak kawasan Masjid Raya Al-Jabbar ditutup sementara sejak tanggal 27 Februari - 13 Maret 2023 tim kebersihan DLH Jabar bersama seluruh Perangkat Daerah serta relawan terus melakukan kegiatan kebersihan di kawasan Masjid Al-Jabbar.
Adanya dukungan tempat sampah, menurut dia, merupakan bentuk perhatian MUJ sebagai BUMD Jawa Barat pada kenyamanan dan kebersihan kawasan Al Jabbar. Di sisi lain, produksi sampah Kota Bandung sudah mencapai 1.500 ton per hari. Mirisnya TPA Sarimukti yang menjadi tempat pembuangan sampah semakin hari semakin tidak memadai daya tampungnya.