Sabtu 22 Apr 2023 11:03 WIB

ICMI: Idul Fitri Momentum Bangsa untuk Bersatu dan Saling Menguatkan

Idul Fitri mengajarkan empati, tanggang rasa dan mementingkan kepentingan bangsa.

Ketua Umum ICMI  Prof Arif Satria meminta IdulFitri jadi momen saling menguatkan. (ilustrasi)
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Ketua Umum ICMI Prof Arif Satria meminta IdulFitri jadi momen saling menguatkan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- ICMI mengajak seluruh komponen bangsa jelang pemilu untuk saling menguatkan, bersatu dan menjaga kesantunan politik. Ini diungkapkan Prof Arif Satria, Ketua Umum ICMI  seusai memberikan ceramah Idul Fitri di Kampus IPB Baranangsiang-Bogor, Sabtu (22/4/2023).

Rektor IPB University itu juga mengatakan hikmah Idul Fitri mengajarkan untuk empati, tanggang rasa dan mementingkan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Baca Juga

Menurutnya, himbauan ini penting disampaikan pada perayaan Idul Fitri tahun ini jelang perhelatan Politik di tahun mendatang. ICMI mengharapkan tokoh-tokoh bangsa mengedepankan gagasan untuk kemajuan Indonesia. Tokoh-tokoh bangsa harus memberikan inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun bangsa. Lebih lanjut Arif mendorong tokoh bangsa untuk memberikan keteladanan bagi rakyat.

“Tokoh bangsa harus menghindari debat kusir yang tak berujung, yang tak memberikan manfaat bagi bangsa” ulasnya dalam siaran pers.

Secara umum khutbah Idul Fitri Ketum ICMI/Rektor IPB 4 menjelaskan kerangka etik untuk perubahan sosial, Pertama, yaitu komitmen untuk terus menghasilkan legacy atau karya-karya nyata yang berdampak pada peningkatan kemaslahatan dan kemajuan. Komitmen dan tekad kuat (will power) inilah, sambungnya, yang oleh Ibnu Taimiyah dianggap sebagai iradah yang merupakan pendorong aktivitas manusia.

Kedua, orientasi kebaruan dan future practice. Menurutnya, di tengah kompetisi global seperti sekarang ini maka legacy yang baik adalah yang antisipatif terhadap masa depan.

Karena itulah setiap orang harus hadir dengan karya-karya yang membuat kita punya mentalitas sebagai pencipta.

Ketiga, kerja keras dan berkualitas. Untuk menciptakan legacy yang membawa manfaat besar dan impactful diperlukan kerja keras dan berkualitas.

Keempat, mindset baru. “Seorang Manusia tiada memperoleh selain apa yang tela diusahakannya” (QS An-Najm: 39). Menurutnya, surat ini menjadi motivasi untuk terus mengusahakan apa yang menjadi visi, mimpi, dan cita-cita.

Rektor IPB yang juga Ketua Umum ICMI menjadi Khatib Sholat Idul Fitri di Halaman Kampus IPB Baranangsiang  itu dihadiri ribuan mahasiswa IPB dan masyarakat umum di Kota Bogor.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement