Sabtu 22 Apr 2023 22:51 WIB

Asia  Alami Gelombang Panas Terburuk

Suhu di sejumlah negara di Asia mencapai lebih dari 40 derajat.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi perubahan iklim yang mengakibatkan munculnya anomali gelombang panas.
Foto: EPA-EFE/CLEMENS BILAN
Ilustrasi perubahan iklim yang mengakibatkan munculnya anomali gelombang panas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gelombang panas yang parah telah melanda sebagian besar wilayah Asia, termasuk di Asia Tenggara sepekan belakangan. Seorang ahli iklim dan sejarawan cuaca, Maximiliano Herrera mengatakan suhu tinggi yang terjadi kali ini tidak seperti biasanya.

Dia menyebutnya sebagai gelombang panas April terburuk dalam sejarah Asia. Suhu panas yang tidak biasa dilaporkan di sejumlah negara Asia Tengah dan  Asia Tenggara dalam beberapa hari terakhir. Menurut Herrera, wilayah yang terpapar suhu sangat panas termasuk di Luang Prabang, Laos.

Baca Juga

"Wilayah ini mencatat suhu tertinggi yang dapat diandalkan dalam sejarahnya, 42,7C minggu ini," kata Herrera seperti dikutip laman Guardian pada Sabtu (22/4/2023.

Ibu Kota Laos, Vientiane juga mencatat suhu 41,4C dan tercatat sebagai hari terpanas di ibu kota, pada pekan lalu. Sementara di Thailand, stasiun pemantauan pemerintah di Tak, barat laut negara itu mencatat 45,4C yang memecahkan rekor tertinggi sebelumnya yaitu 44,6C yang dicapai di Mae Hong Son pada 28 April 2016. Namun demikian, rekor tersebut tidak termasuk dalam ringkasan resmi pemerintah statistik, yang melaporkan suhu di Tak sebesar 44.6C.

Di Dhaka, Bangladesh mencatat lonjakan suhu di atas 40C pada pekan lalu. Ini tercatat Sebagai hari terpanas dalam 58 tahun di negara yang berada di garis depan krisis iklim.

Herrera juga mencatat cuaca panas yang tidak biasa mendorong peringatan kesehatan di Thailand. Departemen kesehatan memperingatkan risiko sengatan panas, terutama bagi orang yang berolahraga atau bekerja berjam-jam di luar, seperti pekerja bangunan dan petani.

Ada kekhawatiran suhu tinggi dapat berlanjut di Thailand melebihi bulan-bulan musim panas yang biasa. Kepanasan ini menyebabkan kekeringan dan potensi gagal panen.

"Ratusan stasiun di lebih dari selusin negara memecahkan rekor”, kata Herrera. Mereka termasuk Kalewa di Myanmar barat laut, yang mencapai 44C, rekor untuk bulan April, dan Son La di Vietnam barat laut, yang mencapai 38C, rekor untuk bulan apa pun.

Sementara itu di India dalam beberapa tahun terakhir ini memang menjadi sangat rentan terhadap panas ekstrem, dan para ahli khawatir tahun ini bisa menjadi lebih buruk. Gelombang panas April telah menghantam beberapa negara bagian India.

Departemen meteorologi minggu ini mengeluarkan peringatan oranye tentang gelombang panas yang parah di beberapa negara bagian seperti Bihar, Jharkhand, Odisha, Andhra Pradesh dan Benggala Barat. Wilayah itu adalah semua negara bagian dengan proporsi pekerja dan buruh pedesaan yang tinggi yang dipaksa untuk bekerja di luar bahkan saat suhu dan kelembaban melonjak.

Di China, media lokal melaporkan bahwa rekor suhu untuk bulan April telah diamati di banyak lokasi. Wilayah itu termasuk Chengdu, Zhejiang, Nanjing, Hangzhou, dan area lain di wilayah delta Sungai Yangtze.

Sementara itu, temperatur naik di atas 30C di Jepang, dengan Minamata di prefektur Kumamoto mencapai 30,2C, rekor bulan April untuk area tersebut. Temperatur yang sangat tidak biasa untuk bulan ini juga tercatat di Asia Tengah, termasuk di Kazakhstan, di mana 33,6C tercatat di Taraz, rekor untuk bulan April, dan di Turkmenistan dan Uzbekistan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement