REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pembuat mobil China Changan Auto akan menginvestasikan 285 juta dolar AS dalam sebuah fasilitas di Thailand untuk memproduksi 100.000 mobil listrik (EV) setiap tahun.
“Perusahaan bertujuan untuk menjual EV di Thailand, Asia Tenggara, Australia, dan Afrika Selatan,” kata Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand, Narit Therdsteerasukdi sebagaimana dilaporkan Reuters pekan lalu.
Kepastian produsen mobil listrik China tersebut investasi di Thailand seakan memukul Indonesia (RI) yang berharap ada pabrikan otomotif dunia menanamkan modalnya untuk mengembangkan mobil listrik. Pemerintah Indonesia sejauh ini masih melakukan negosiasi termasuk dengan pabrikan mobil listrik asal China agar mau investasi di Indonesia.
Thailand adalah pusat perakitan dan ekspor mobil terbesar keempat di Asia untuk pembuat mobil seperti Toyota dan Honda. Industri ini menyumbang sekitar 10 persen dari PDB Thailand dan pekerjaan sektor manufaktur.
“Keputusan Changan untuk berinvestasi di Thailand merupakan tonggak penting dalam mempromosikan Thailand sebagai basis produksi EV utama dunia,” kata Narit.
Pembuat EV Cina lainnya seperti BYD juga telah berinvestasi di pabrik Thailand karena permintaan yang meningkat di antara konsumen domestik yang memilih dari merek seperti Great Wall Motors dan Tesla.