Kamis 27 Apr 2023 14:37 WIB

Warga Keluar Rumah Saat Pertempuran Mereda di Sudan

Warga mencoba keluar dari baku tembak antara pasukan dua jenderal tertinggi Sudan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Asap terlihat di Khartoum, Sudan, Sabtu (22/4/2023). Pertempuran di ibu kota antara Tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat berlanjut setelah gencatan senjata yang ditengahi internasional gagal.
Foto: AP Photo/Marwan Ali
Asap terlihat di Khartoum, Sudan, Sabtu (22/4/2023). Pertempuran di ibu kota antara Tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat berlanjut setelah gencatan senjata yang ditengahi internasional gagal.

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM --  Intensitas pertempuran mereda di Khartoum pada hari kedua gencatan senjata selama tiga hari di Sudan. Militer mengatakan, awalnya menerima inisiatif diplomatik untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini selama tiga hari lagi setelah berakhir Kamis (27/4/2023).

Memanfaatkan ketenangan yang relatif ada, banyak penduduk di Khartoum dan kota tetangga Omdurman keluar dari rumah. Mereka mencari makanan dan air, berbaris di toko roti atau toko bahan makanan.

Baca Juga

Kegiatan itu akhirnya bisa dilakukan setelah berhari-hari terjebak di dalam rumah akibat pertempuran antara pasukan militer yang dipimpin Abdel Fattah Burhan and pasukan RSF dipimpin oleh Mohammed Hamdan Dagalo. Beberapa toko atau rumah dapat diperiksa kondisinya usai dihancurkan atau dijarah.

“Ada rasa tenang di daerah dan lingkungan saya,” kata Mahasen Ali, penjual teh yang tinggal di lingkungan selatan Khartoum.