REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) menjadi perekat kemajemukan masyarakat di daerah itu.
"ASN Bangkep motor penggerak masyarakat sekaligus menjadi panutan dan harus dapat diteladani dalam menghormati, menjunjung tinggi dan merawat kemajemukan yang ada di Bangkep," ucap Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah Prof Kiai Haji Zainal Abidin, di Banggai Kepulauan, Kamis (27/4/2023).
FKUB Sulteng, kata Zainal, bersinergi dengan Pemkab Bangkep untuk membina ASN dan masyarakat umat beragama di daerah itu demi meneguhkan persatuan dan kesatuan umat yang berdampak pada peningkatan kualitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
Melalui sinergi ini, Pemkab Bangkep melaksanakan halal bi halal yang menghadirkan Ketua FKUB Sulteng Kiai Haji Zainal sebagai penceramah, yang menyampaikan tentang substansi dari halal bi halal.
"Berhalal bi halal intinya saling memaafkan, bukan hanya sesama umat Islam tetapi juga dengan saudara kita non-Muslim," kata Zainal yang juga Guru Besar Pemikiran Islam Modern UIN Datokarama Palu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu ini mengatakan memberikan maaf lebih baik daripada meminta maaf. Artinya tanpa menunggu orang meminta maaf, terlebih dahulu telah memberikan maaf pada orang lain, bahkan berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat kesalahan.
"Dalam arti taburkan maaf agar hati selalu senang dan bahagia serta suci," ujarnya.
Menurut dia, dengan halal bi halal dapat menciptakan kebersamaan dan kekeluargaan, utamanya kebersamaan meskipun berbeda keyakinan, suku, dan bahasa.
"Kebersamaan tersebut diharapkan dapat memacu pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan di masa depan untuk bisa sejajar dengan kabupaten lain di Sulteng," ucapnya.
Terkait hal itu, Bupati Banggai Kepulauan Ihsan Basir mengemukakan bahwa halal bi halal merupakan satu tradisi positif yang dilakukan umat Islam khususnya di Indonesia dalam rangka Idul Fitri.
"Untuk menyempurnakan kemenangan dan kesucian yang diraih setelah melaksanakan puasa dan ibadah selama bulan suci Ramadhan. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan hubungan sesama manusia dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, maka niscaya semua itu akan berjalan dengan baik," katanya.