Jumat 28 Apr 2023 20:57 WIB

'Ada yang Panik, Ingin Prabowo Jadi Cawapres Saja'

Gerindra menegaskan Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pose silat disaksikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar setelah melaksanakan pertemuan di Jakarta, Jumat (28/4/2023). Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahim antar kedua partai sekaligus membahas pematanganan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pose silat disaksikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar setelah melaksanakan pertemuan di Jakarta, Jumat (28/4/2023). Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahim antar kedua partai sekaligus membahas pematanganan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid, Wahyu Suryana, Nawir Arsyad Akbar, Antara

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade menegaskan Partai Gerindra akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Andre mengatakan, jika ada narasi yang mendorong Prabowo sebagai calon wakil presiden adalah hoaks.

Baca Juga

"Kalau ada narasi yang dibangun Prabowo jadi cawapres itu narasi-narasi hoaks, mungkin ada para pihak yang panik yang ingin Prabowo jadi cawapres saja," ujar Andre dalam Survei Nasional Poltracking Indonesia, Jumat (28/4/2023).

Andre menegaskan, keputusan mengusung Prabowo sebagai capres merupakan mandat dari rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Gerindra pada 2022 lalu.

"Kami sami'na waata'na. Bahkan tadi malam kita gelar rapat koordinasi nasional dihadiri oleh Dewan Pembina Dewan Penasihat dan DPD Gerindra se-Indonesia, itu juga menjelaskan dan menegaskan seluruh Gerindra, sami'na waata'na antarkan Prabowo jadi capres," ujar Andre.

Karena itu, Andre meminta pihak-pihak untuk tidak menarasikan Prabowo sebagai cawapres. Apalagi hasil survei Poltracking Indonesia mendapati elektabilitas Prabowo Subianto tertinggi mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dalam simulasi 20 nama capres, setelah koreksi isu U-20 tapi belum ada deklarasi Ganjar Pranowo, elektabilitas Prabowo teratas sebesar 28,8 persen, disusul Ganjar Pranowo 27,5 persen, lalu Anies Baswedan 19,3 persen, dan 17 nama lainnya di bawah 5 persen. Sedangkan di simulasi 10 nama, Prabowo unggul sebanyak 30,1 persen, Ganjar Pranowo 28,3 persen dan Anies Baswedan 20,4 persen dan nama lainnya di bawah 5 persen.

"Jadi lupakan saja kalau ada, soal cawapres. Masak survei nomor 1 jadi cawapres, saya ingin tegaskan," ujar Andre.

Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar, Adian Napitupulu, mengaku tidak khawatir atas survei terbaru Poltracking. Apalagi, ia mengingatkan, sosok Prabowo sendiri sudah berkali-kali kalah dan belum pernah ada pengalaman menang.

Ia merasa, tidak menyenangkan bagi PDIP maupun Tim Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo bertanding dengan orang yang sudah berkali-kali kalah. Adian menekankan, mereka butuh lawan yang pernah ada pengalaman menang.

Adian berharap, ada perbandingan yang memang apple to apple, sehingga ada pula pertarungan yang apple to apple. Ia berpendapat, pertarungan Ganjar kontra Prabowo kurang asik karena Prabowo belum pernah menang.

"Mungkin Prabowo punya kemampuan memenangkan orang, tapi tidak punya kemampuan memenangkan dirinya. Tidak bermaksud angkuh, tidak bermaksud merendahkan, cuma bisa tidak kita dapatkan lawan yang seimbang," kata Adian, Jumat.

Terlebih, ia mengingatkan, Poltracking sudah memberikan disclaimer kalau survei tidak cuma dilakukan seusai polemik Piala Dunia U-20. Tetapi, sebelum PDIP secara resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di 2024 nanti.

Bahkan, jarak elektabilitas Prabowo yang 33,0 persen dengan Ganjar yang 31,1 persen terbilang sangat kecil. Padahal, survei tersebut dilakukan sebelum PDIP secara resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capresnya.

Belum lagi melihat apa yang terjadi pada Anies Baswedan yang sempat naik seusai deklarasi. Artinya, deklarasi sangat signifikan dalam mendongkrak elektabilitas, termasuk elektabilitas Ganjar Pranowo usai diusung PDIP.

Oleh karena itu, Adian tampak cukup santai menanggapi survei tersebut. Adian tampak santai pula menanggapi komentar panas politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade, yang tidak terima Prabowo disebut tidak pernah menang.

"Orang menang boleh bangga, bangga bukan sebuah keangkuhan. Tapi, ketika kita diadu dengan yang kalah berkali-kali itu sebuah kesombongan, kita harus diadu dengan yang sepantar," ujar Adian.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement