REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim nasional Indonesia u-22 kembali dibebani target besar pada SEA Games 2023 Kamboja. Seperti partisipasi pada tahun-tahun sebelumnya, para pemain timnas U-22 kali ini kembali diharapkan dapat mengakhiri puasa medali emas yang telah berlangsung selama 32 tahun.
Cerita manis mendapat kalungan medali emas yang terakhir kali dirasakan generasi Robby Darwis, kini ingin diulang kembali oleh anak-anak asuh pelatih Indra Sjafri. Lawan pertama kini ada di depan mata, yakni Filipina, yang sepanjang sejarah pertemuan di ajang SEA Games tidak pernah menjadi ancaman serius bagi tim Indonesia.
Sepanjang lima pertemuan di ajang SEA Games, hanya satu kali tim Filipina berhasil menahan imbang Indonesia. Hal itu terjadi pada SEA Games 1977, saat tim Indonesia bermain imbang 1-1.
Setelah itu, tim Indonesia selalu keluar menjadi pemenang jika bertemu Filipina di SEA Games. Pada 1987, Indonesia mampu menang 2-0, kemudian pada SEA Games 1989 Indonesia bahkan mengukir kemenangan besar 5-1.
Kedigdayaan Indonesia atas Filipina berlanjut pada SEA Games 1991, saat itu Indonesia memukul Filipina dengan skor 2-1. Kemenangan Indonesia atas lawan yang sama semakin besar pada SEA Games 1993, ketika pasukan Garuda menghantam Filipina dengan skor 3-1.
Setelah itu, Indonesia bahkan tidak pernah kemasukan sama sekali setiap bertanding melawan Filipina di kancah SEA Games. Pada 1997, Indonesia yang menjadi tuan rumah menang 2-0. Kemenangan dengan skor yang sama terulang kembali pada 2015.
Dua tahun berselang, Indonesia menang 3-0. Untuk kemudian pada pertemuan terakhir di ajang pesta olahraga Asia Tenggara, Indonesia menggasak Filipina dengan kemenangan 4-0.
Catatan-catatan positif tersebut mungkin dapat menjadi amunisi tambahan bagi kekuatan timnas Indonesia menjelang SEA Games kali ini. Namun catatan manis mungkin hanya menjadi kisah masa lalu jika pada kenyataannya Indonesia tidak mampu menampilkan kemampuan terbaiknya.
Untungnya pelatih Indra Sjafri memiliki waktu yang relatif cukup untuk menyiapkan timnya. Selain memberikan kesempatan bergabung ke timnas bagi pemain yang pada musim lalu membela klub Liga 2 Persikab Kabupaten Bandung, Haykal Alhafiz, ia juga mendapatkan tambahan berharga dalam sosok dua pemain yang merumput di luar negeri. Dua sosok tersebut adalah bek kiri Tokyo, Verdy Pratama Arhan, dan gelandang KMSK Deinze, Marselino Ferdinan.
Arhan memang minim kesempatan bermain di klub Jepang Tokyo. namun pelatih Indra Sjafri meyakini pengalaman berlatih mantan pemain PSIS Semarang itu di klub salah satu liga terbaik di Asia akan memberi kontribusi positif bagi permainan tim.
Sedangkan Marselino bergabung ke timnas dalam suasana hati yang sangat bagus. Marselino belum lama ini tercatat menyumbangkan gol bagi Deinze saat klub itu menang 3-1 atas Virton dalam pertandingan playoff degradasi kompetisi divisi kedua Belgia, pada Sabtu (22/4/2023) silam.
Formasi dan perkiraan pemain
Pelatih Indra Sjafri diketahui suka menggunakan formasi 4-3-3 untuk tim-tim asuhannya. Sedikit kilas balik pada final SEA Games 2019, saat Indonesia di bawah asuhan pelatih Indra Sjafri takluk 0-3 di tangan Vietnam. Saat itu, pelatih Indra Sjafri memasang Nadeo Argawinata sebagai kiper, kemudian kuartet Asnawi Mangkualam, Andy Setyo, Bagas Adi, dan Firza Andika menghuni lini belakang.