Sabtu 29 Apr 2023 08:34 WIB

Sekjen Gerindra: Prabowo akan Bertemu dengan Ketum Golkar Airlangga

Golkar dikabarkan akan bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan).
Foto: dok Golkar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berencana untuk melangsungkan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto

"Sedang diagendakan, saya tidak tahu jadi atau enggak," kata Muzani yang ditemui usai silaturahmi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat malam.

Baca Juga

Dia menyebut bahwa Prabowo juga berencana untuk melangsungkan pertemuan dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, namun jadwal pertemuannya masih dalam proses pengecekan terlebih dahulu. "Lagi di cek waktunya. Insya Allah," ujarnya.

Dia menyebut bahwa Partai Gerindra menjalin kedekatan komunikasi dengan partai-partai politik lain. "Semua dekat termasuk komunikasi kedekatan kita dengan partai yang sudah mendeklarasikan presiden pun kita tetap itu adalah sahabat dan kawan kita," imbuhnya.

Sebab, dia memandang bahwa wacana pembentukan koalisi besar merupakan gagasan yang baik dalam menghimpun kekuatan politik guna membangun Indonesia.

"Karena Indonesia yang besar, jumlah penduduk yang luar biasa ini harus diurus dengan kekuatan politik yang luar biasa yang besar," tuturnya.

Namun, dia tak memungkiri bahwa tiap-tiap partai politik memiliki otonomi-nya masing-masing sehingga dibutuhkan kesabaran guna merealisasikan wacana pembentukan koalisi besar. "Gagasan-gagasan yang besar itu kadang-kadang perlu kesabaran, perlu tempo untuk meyakinkan pimpinan parpol untuk bisa bersama-sama kita. Masalahnya, timing dan waktu yang diberikan dalam proses capres ini tidak bisa berlama-lama," jelasnya.

Meski merupakan gagasan yang baik, Muzani mengaku akan tetap realistis dan menghormati keputusan masing-masing partai politik dalam merealisasikan wacana pembentukan koalisi besar. "Jika gagasan besar ini bisa diterima oleh semua pihak, Alhamdulillah. Tetapi jika semua partai punya cara berfikir masing-masing, kita semua menghormati," ujar dia.

Dia pun berharap bergabung-nya partai politik lain dengan sekoci koalisi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) maka akan membuat kekuatan koalisi semakin baik dalam menghadapi Pemilu 2024. "Harapannya makin ada partai yang datang makin bagus. Harapannya makin bertambah, makin ada partai, makin menambah kepercayaan diri kita," ucapnya.

Sebelumnya, Selasa (18/4), Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyebutkan bahwa Partai Golkar akan bergabung dengan KKIR yang beranggotakan PKB dan Gerindra. "Koalisi tambahan PKB-Gerindra ini yang baru ditetapkan Golkar," ujar Cak Imin sapaan karib Muhaimin Iskandar di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (25/4).

 

Wacana koalisi besar terbuka pertama kali usai Presiden Jokowi bertemu para pimpinan parpol pendukung pemerintahan saat ini. Lima pimpinan parpol dalam pertemuan di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4), yakni Prabowo Subianto (Gerindra), Muhaimin Iskandar (PKB), Airlangga Hartarto (Golkar), Zulkifli Hasan (PAN), dan Muhammad Mardiono (PPP).

Sementara itu, Rabu (26/4), Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan Presiden Joko Widodo berencana mengundang para pimpinan partai politik koalisi pendukung pemerintah untuk silaturahim.

Zulhas mengatakan bisa saja terdapat pembahasan mengenai wacana koalisi besar dalam pertemuan antara para pimpinan parpol dengan Presiden Jokowi.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement