Ahad 30 Apr 2023 16:09 WIB

Buntut Kasus Kasat Narkoba Polres Jaktim, Kompolnas Sarankan Polri Sediakan Psikolog

Kasat Narkoba Polres Jaktim diduga bunuh diri, Polri disarankan menyediakan psikolog.

Lokasi ditemukannya jasad Kasat Narkoba Polres Jaktim AKBP Buddy Alfrits Towoliu pada Sabtu (29/4/2023). Ada tembok pembatas rel yang jebol di jalan Bekasi Timur Raya, Jatinegara, Jakarta Timur atau sekitar 600 meter dari Stasiun Jatinegara yang diduga menjadi tempat masuk korban sebelum tertabrak kereta.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Lokasi ditemukannya jasad Kasat Narkoba Polres Jaktim AKBP Buddy Alfrits Towoliu pada Sabtu (29/4/2023). Ada tembok pembatas rel yang jebol di jalan Bekasi Timur Raya, Jatinegara, Jakarta Timur atau sekitar 600 meter dari Stasiun Jatinegara yang diduga menjadi tempat masuk korban sebelum tertabrak kereta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti menyarankan kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar menyediakan psikolog untuk konseling di tiap-tiap kepolisian resort (polres).

"Setahu saya psikolog masih belum ada di level polres," kata Poengky.

Baca Juga

Menurut Poengky, penyediaan psikolog di level polres penting, mengingat beban kerja anggota di wilayah memiliki tingkat stres yang tinggi.

Hal ini, kata Poengky, untuk mencegah perilaku bunuh diri yang dilakukan oleh anggota polisi. Seperti, kejadian tewasnya Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfirts Towolio yang diduga bunuh diri di rel kereta Stasiun Jatinegara.

Poengky menyebut, sepanjang 2023 dirinya mencatat ada empat kasus dugaan polisi bunuh diri, yakni di Samosir, Gorontalo, Banten dan Jakarta. "Kami turut berduka cita atas meninggalnya AKBP Buddy," kata Poengky.

Poengky menuturkan, dari pengamatan yang ia lakukan, pelaku bunuh diri yang merupakan anggota Polri rata-rata adalah bintara, dengan motif bunuh diri bermacam-macam, ada yang khawatir karena tersangkut kasus pidana, ada yang depresi karena masalah pribadi, ada yang bunuh diri karena faktor ekonomi, dan lain-lain.

Menurut aktivis HAM ini, para bintara jumlahnya terbanyak di Polri, yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya dipimpin oleh perwira.Kemudian, pendidikan mental di Polri ada perbedaan antara perwira dan bintara. Untuk perwira lebih dikhususkan pada leadership (kepemimpinan), sedangkan Bintara pada pekerja.

"Kami melihat bahwa polisi juga manusia biasa yang mempunyai beragam masalah dalam kehidupannya," ujar Poengky.

Oleh karenanya, sambung dia, sangat penting bagi pimpinan kepolisian untuk memperhatikan tidak hanya fisik/jasmani anggota, melainkan juga perlu merawat mental/psikis anggota.

Tidak hanya itu, penting juga pemeriksaan rutin fisik dan psikologi, serta menyediakan tempat konseling bagi anggota Polri. "Apalagi bagi mereka yang dalam melakukan tugasnya harus menghadapi tekanan tinggi, misalnya harus menghadapi para pelaku kejahatan, dan sebagainya," papar Poengky.

Terkait dengan kasus bunuh diri Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, Poengky menyebut saat ini Polres Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya sedang menyelidiki apakah kematian Kasat Narkoba Polrestro Jakarta Timur akibat bunuh diri atau ada hal lainnya.

"Kita tunggu hasil penyelidikannya ya," ujarnya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement