REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun perlu mempersiapkan diri saat akan kembali ke rutinitasnya usai masa liburan. Ini perlu didukung dengan adanya rutinitas sebelum liburan yang masih berjalan, menurut psikolog Feka Angge Pramita.
Feka berpendapat setidaknya seperti rutinitas makan, mandi, tidur, dan berkegiatan fisik aktif perlu dijalani rutin meskipun sedang masa liburan. Ia mengatakan pada saat liburan, termasuk mudik, biasanya orang tua akan memberikan kelonggaran waktu, misalnya, tidur sedikit lebih malam pada anak, atau makan menjadi tidak teratur.
Hal ini sebenarnya masih bisa ditoleransi, asalkan tidak lebih dari dua hari. Sebab, perubahan rutinitas bagi anak mengharuskan diri perlu beradaptasi kembali dan mengubah pola yang sebelumnya sudah terjadi.
Sebaiknya, pola tidur dan pola makan anak tidak mengalami perubahan terlampau jauh dari biasanya agar tak memengaruhi kesehatan, imunitas, dan perkembangan fisik anak. Orang tua disarankan dapat menyiapkan anak untuk kembali ke rutinitas awal sebelum liburan tiga hari atau sepekan sebelum masuk sekolah.
Inilah alasannya orang tua seharusnya sudah kembali ke kota asal minimal dua hari sebelum anak masuk sekolah. Dengan begitu, mereka juga dapat memulihkan diri dari lelah perjalanan mudik.
Sembari mempersiapkan diri anak untuk kembali ke sekolah, orang tua bisa mulai melibatkan mereka menyiapkan keperluan mereka seperti seragam atau membuat jadwal bekal atau camilan untuk dibawa ke sekolah. Bisa juga mengikutsertakan anak dalam pembelanjaan dan memeriksa perbekalan sekolah yang perlu diganti atau dibeli.
Khusus untuk anak-anak usia taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) kelas satu hingga tiga, orang tua dapat mengajak anak membuat cerita pendek bergambar mengenai liburannya untuk diceritakan pada teman-teman atau guru. Hal ini dapat membantu anak mempersiapkan diri untuk kembali pada rutinitas.