Rabu 03 May 2023 11:10 WIB

BI: Inflasi DIY Terkendali 

Inflasi bulanan DIY pada April tercatat 0,22 persen (mtm).

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Inflasi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY menyebut bahwa laju inflasi DIY pada April 2023 terkendali, meski di tengah momentum Ramadhan dan Idul Fitri. Inflasi ini terkendali seiring terjaganya stabilitas harga komoditas pangan strategis.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengatakan, inflasi bulanan DIY pada April tercatat 0,22 persen (mtm). Laju inflasi tersebut melandai dibandingkan dengan capaian pada Maret yakni 0,60 persen (mtm), dan lebih rendah dari rata-rata nasional.

"Sejalan dengan inflasi bulanan yang menurun, inflasi tahunan DIY pada April 2023 melandai menjadi 5,24 persen (yoy), lebih rendah dari posisi Maret 6,11 persen (yoy). Dengan kondisi tersebut, secara kumulatif Januari hingga April 2023, inflasi DIY tercatat 1,27 persen (ytd)," kata Budiharto, Selasa (2/5/2023).

Landainya inflasi bulanan ini didukung oleh harga komoditas pangan, khususnya aneka cabai dan telur ayam ras. Budiharto menyebut, penurunan aneka cabai terjadi di tengah mulai masuknya masa panen cabai di DIY dan wilayah-wilayah lainnya.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai rawit dan cabai merah pada April 2023 sebesar Rp 37.500 dan Rp 42.800 per kilogram. Harga ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni Rp 41.000 dan 61.650 per kilogram.

Sedangkan, harga rata-rata telur ayam ras turun dari Rp 28.450 per kilogram menjadi Rp 28.150 per kilogram pada April 2023. "Penurunan harga telur tidak terlepas dari terjaganya pasokan telur ayam ras di wilayah DIY," ujar Budiharto.

Selain itu, penurunan inflasi lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga kelompok transportasi khususnya angkutan udara dan kereta api. Hal ini seiring peningkatan permintaan pada momentum Idul Fitri dan libur panjang, yang mana kunjungan wisatawan ke DIY meningkat.

Budiharto menuturkan, rata-rata jumlah kunjungan ke destinasi wisata berkisar 24 ribu sampai 25 ribu orang per hari. Pengguna kereta api pada 26-30 April sekitar 11 ribu sampai 12 ribu per hari, dan penumpang angkutan udara 10 ribu hingga 11 ribu per hari yang lebih tinggi dibandingkan Ramadhan yakni lima ribu hingga tujuh ribu per hari di DIY.

"Jumlah kunjungan menggunakan kendaraan bermotor ke DIY diperkirakan mencapai dua juta kendaraan," jelasnya.

Selain transportasi, tekanan inflasi DIY juga turut didorong oleh kenaikan harga pokok kretek filter akibat naiknya harga jual rokok di tingkat produsen. Hal ini sebagai dampak transmisi kenaikan cukai rokok sebesar 10 persen yang diberlakukan sejak 1 Januari 2023.

"Lebih lanjut, tekanan inflasi DIY juga disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan seiring penguatan harga emas global, dan tingginya permintaan jelang Lebaran," tambah Budiharto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement