REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan Keketuaan ASEAN 2023 memiliki peluang untuk meningkatkan resiliensi ekonomi kawasan. Penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN kali ini diharapkan bisa berjalan dengan baik.
"Sebagaimana Keketuaan G20, Keketuaan ASEAN Indonesia dijalankan di tengah situasi dunia yang masih menghadapi berbagai tantangan. Seperti rivalitas geopolitik yang makin tajam, dampak perang di Ukraina terhadap ketahanan pangan dan energi, serta stabilitas keuangan masih terasa, lambatnya pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Terlepas bahwa Indonesia sendiri mempunyai resiliensi yang kuat bertumbuh di atas lima persen," ujar Johnny dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Johnny menilai kondisi itu menjadi momentum untuk mengembangkan cara pandang positif dan kerja bersama dalam optimisme menjalankan Keketuaan ASEAN. "Dalam rangka kerja bersama-sama, mempunyai pandangan positif untuk kepentingan kita sebagai bangsa dan optimisme. Cara pandang inilah yang digunakan oleh Indonesia dalam menjalankan Keketuaan ASEAN. Sama halnya dengan Keketuaan Indonesia dalam G20 tahun lalu," ucap dia.
Menkominfo berharap penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN kali ini bisa berjalan dengan baik dan sukses sebagaimana gelaran KTT G20 beberapa waktu lalu.
"Mengapa kali ini di Labuan Bajo dipilih oleh Bapak Presiden? Tentu punya alasannya. kita harus bisa memaksimalkan alasan itu untuk manfaat kita. Menjadikan ASEAN resilien, barometer kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, bagi stabilitas dan kesejahteraan kawasan serta kesejahteraan dunia," kata dia.
KTT ke-42 ASEAN akan menghasilkan sejumlah dokumen antara lain pernyataan pemimpin ASEAN mengenai penguatan institusi, visi ASEAN pasca-2025, penanganan kejahatan perdagangan orang (TPPO), perlindungan pekerja migran dan keluarga di masa krisis, kesehatan, ekosistem kendaraan listrik, serta pengembangan jejaring desa ASEAN. Oleh karena itu, Johnny menilai KTT ASEAN ini memiliki nilai strategis bagi Indonesia.