Rabu 03 May 2023 13:17 WIB

Wagub NTT Persilahkan Wisatawan Kunjungi Labuan Bajo Selama KTT ASEAN

Wisatawan bisa berkunjung seperti biasa meski di Labuan Bajo ada acara KTT ASEAN

Puncak Waringin menjadi tempat kegiatan para //spouse// dalam KTT ASEAN ke-42 yang berlangsung di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9 sampai 11 Mei 2023.
Foto: Republika/Dwina Agustin
Puncak Waringin menjadi tempat kegiatan para //spouse// dalam KTT ASEAN ke-42 yang berlangsung di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9 sampai 11 Mei 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mempersilahkan wisatawan untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, yang tidak ditutup selama penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 pada 9-11 Mei 2023 di daerah itu.

"Semua wisatawan silahkan masuk Labuan Bajo, karena semua destinasi di sana dibuka seperti biasa," katanya, Rabu (3/5/2023).

Ia menyampaikan hal itu menanggapi pertanyaan seputar apakah destinasi wisata di Labuan Bajo ditutup sementara selama pelaksanaan KTT ASEAN 2023 pada 9-11 Mei.

Nae Soi mempersilahkan wisatawan yang sudah memiliki mengunjungi Labuan Bajo pada momentum pelaksanaan KTT ASEAN agar tetap berkunjung seperti biasa.

Semua destinasi wisata baik di darat maupun laut di Labuan Bajo, kata dia, tidak ditutup namun memang ada pembatasan area tertentu yang perlu disesuaikan wisatawan.

"Ada area yang memang sangat dibatasi, terbatas, dan daerah bebas dan itu di mana-mana di seluruh dunia juga diterapkan ketika ada konferensi-konferensi tingkat tinggi," katanya.

Nae Soi mengatakan, jika nantinya ada kepala negara beserta rombongan yang berkunjung ke sebuah destinasi wisata maka kondisi di lapangan juga sudah dipersiapkan oleh para pihak terkait.

"Jadi disesuaikan di lapangan, bisa saja nanti wisatawan diminta sedikit mengalah untuk kunjungan kepala negara tertentu yang mungkin juga tidak berlangsung lama," katanya.

Nae Soi menambahkan, pelaksanaan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemerintah daerah maupun masyarakat NTT selaku tuan rumah.

Kegiatan akbar itu, kata dia, tidak hanya akan berdampak secara ekonomi, namun juga sekaligus sebagai momentum mengangkat pariwisata NTT di tingkat mancanegara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement