REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku tidak melakukan percakapan dengan Gedung Putih tentang kebocoran dokumen intelijen Amerika Serikat (AS). Zelensky mengaku mengetahui peristiwa itu dari liputan media.
“Kami tidak memiliki informasi itu (tentang kebocoran dokumen rahasia AS). Saya pribadi tidak. Ini benar-benar cerita yang buruk,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post yang diterbitkan Selasa (2/5/2023).
Meski tidak diberi pengarahan oleh AS tentang bocornya dokumen rahasia tersebut, Zelensky menilai peristiwa itu tak menguntungkan Ukraina. “Ini juga tidak bermanfaat bagi reputasi Gedung Putih. Saya percaya hal itu tidak bermanfaat bagi reputasi AS,” ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan pihaknya tidak dapat mengomentari pernyataan Zelensky. Ryder hanya menyebut bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin menelepon para mitranya untuk membahas tentang insiden kebocoran dokumen rahasia AS. Menhan Ukraina Oleksii Reznikov adalah salah satu yang dikontak Austin.
“Saya tidak ingin berbicara untuk Presiden Zelensky. AS, Departemen Pertahanan, kami tetap berkomitmen untuk bekerja sangat erat dengan Ukraina dan sekutu serta mitra internasional kami guna memastikan bahwa mereka memiliki bantuan keamanan yang mereka butuhkan untuk dapat mempertahankan negara mereka dan merebut kembali wilayah kedaulatan mereka,” kata Ryder saat diwawancara CNN.
Terkait insiden bocornya dokumen rahasia bulan lalu, AS telah menangkap Jack Teixeira. Pria berusia 21 tahun itu adalah pegawai di Air National Guard. “Agen FBI menahan Teixeira sore ini tanpa insiden,” kata Jaksa Agung AS Merrick Garland dalam pernyataan singkat pada 13 April lalu.
Menurut seorang sumber yang mengetahui hal tersebut, Teixeira ditangkap di Massachusetts. Sumber itu tidak menjelaskan lebih detail terkait lokasi persis dan proses penangkapannya.
Jumlah dokumen intelijen AS yang bocor ke publik diperkirakan mencapai lebih dari 100. Tersangka menyebarluaskan dokumen tersebut melalui grup perpesanan instan bernama Discord.
Discord telah menyampaikan bahwa pihaknya bekerja sama dengan aparat penegak hukum dalam proses penyelidikan. Teixeira menghadapi dakwaan berdasarkan Undang-Undang Spionase.
Namun dia belum mengajukan pembelaan. Seorang hakim pada sidang tahanan Teixeira pekan lalu mengatakan dia belum akan mengeluarkan keputusan apakah Teixeira akan tetap di penjara sementara dia menunggu persidangan.