REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Cina akan berusaha mengumpulkan sampel pertama dari sisi jauh bulan tahun depan dengan misi Chang’e 6. Menurut kepala perancang Deep Space Exploration Major Project milik China, Wu Yanhua, misi empat pesawat ruang angkasa yang kompleks itu akan diluncurkan dengan roket Long March 5 dari Wenchang pada Mei 2024.
Wu berbicara pada konferensi eksplorasi luar angkasa pada 25 April di Hefei, Cina. Wu mengatakan misi Chang’e 7 dan 8 akan menyusul masing-masing pada 2026 dan 2028, menurut media pemerintah Cina CGTN.
Dilansir dari Space, Kamis (4/5/2023), misi Chang’e 6 selama 53 hari akan berusaha mendarat dan mengumpulkan hingga dua kilogram material bulan menggunakan sekop dan bor. Situs pendaratan target utama dilaporkan berada di sekitar 43 derajat lintang selatan dan 154 derajat bujur barat di sisi terjauh bulan, sesuai dengan area selatan kawah benturan besar yang dikenal sebagai cekungan Apollo.
Cekungan Apollo terletak di dalam cekungan Kutub Selatan-Atiken (SPA) yang luas, kawah benturan kuno yang sangat besar dengan diameter sekitar 2.500 kilometer yang menutupi hampir seperempat sisi jauh bulan. Benturan cekungan SPA secara luas dianggap telah menggali material dari bawah kerak bulan dan karenanya dapat menyimpan petunjuk penting tentang sejarah bulan dan perkembangan tata surya.
Sebelumnya, Negeri Tirai Bambu tersebut melakukan pengambilan sampel bulan pertamanya pada tahun 2020 dengan misi Chang’e 5, yang juga menandai pertama kalinya dalam lebih dari 40 tahun sampel dikumpulkan dari bulan. Misi itu -termasuk meluncurkan kendaraan pendakian dari atas pendarat di bulan dan modul layanan untuk antar-jemput kapsul masuk kembali yang berisi sampel pulang ke Bumi- menargetkan sisi dekat bulan, di Oceanus Procellarum.
Misi Chang’e 6 akan lebih menantang. Karena sisi jauh bulan tidak pernah menghadap Bumi dan tidak dapat dilihat secara langsung, Cina pertama-tama akan mengirimkan satelit Queqiao 2 untuk menyampaikan komunikasi antara Chang’e 6 dan tim di Bumi.