REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Uni Eropa mendesak Rusia untuk tidak menggunakan dugaan serangan dronedi dalam negeri Rusia sebagai alasan memperluas skalaperang di Ukraina.
"Saya tahu soal itu Saya sudah melihat berita tersebut. Saya sudah mendengar Presiden (Ukraina) (Volodymyr) Zelenskyy, Dan Presiden Zelenskyy menyatakan dengan tegas bahwa Ukraina tidak terlibat dalam serangan ini," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell kepada wartawan menjelang pertemuan para menteri Uni Eropa di Brussels, Kamis (4/5/2023).
"Kami mendesak Rusia agar tidak menggunakan dugaan serangan ini sebagai alasan memperluas perang," kata Borrell.
Dia menegaskan insiden itutidak dapat digunakan sebagai alasan untuk membenarkan upaya memperbanyakwajib militer, tentara, danserangan di Ukraina. "Yang paling penting adalah kami terus mendukung Ukraina baik secara militer, politik, maupun ekonomi," lanjut dia.
Pada Selasa, dua drone Ukraina menyerang Kremlin yang menjadi kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin. Rusia lantas menyebut aksi ini sebagai upaya pembunuhan ala teroris.
Ukraina seketika menyangkal keterlibatan negaranya dalam serangan itu. Kremlin, pada Kamis, mengklaim bahwa dugaan serangan droneitu diputuskan oleh Amerika Serikat.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyangkal tudingan yang menyebut AS berada di belakang serangan dronediKremlin, seraya menyebut Rusia "berbohong."