REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Komite Olahraga nasional Indonesia (KONI) Kota Medan, Eddy Sibarani, menyebutkan bukan sesuatu yang mustahil jika Indonesia menjadi kiblat olahraga di kawasan ASEAN, mengingat potensi yang ada sangat besar, khususnya dalam hal jumlah penduduk.
"Kemungkinan itu selalu ada karena kita punya potensi cukup besar. Jujur saja sebenarnya itu sudah berjalan seperti misalnya bulu tangkis yang sudah kita buktikan bahwa Indonesia cukup disegani dan menjadi salah satu kiblat bulu tangkis dunia," katanya di Medan, Senin (8/5/2023).
Ia mengatakan, Indonesia adalah negara besar dan memiliki atlet yang juga cukup banyak. Tinggal lagi bagaimana pembinaan bisa dilakukan secara serius dan berjenjang sehingga semua harapan untuk menjadikan olahraga Indonesia menjadi barometer di kawasan ASEAN dapat terwujud.
Terkait hal itu ada beberapa hal yang harus dilakukan semua pihak, khususnya pemerintah. Paling tidak ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian agar pembangunan olahraga bisa berjalan dengan baik.
Pertama dalam hal anggaran yang menurutnya sampai sejauh ini masih hanya sekitar satu persen. kalau jauh jika dibandingkan dengan sektor pendidikan yang sudah mencapai 20 persen. Terbatasnya anggaran untuk olahraga tentunya juga akan sangat berpengaruh pada kemajuan olahraga itu sendiri.
Berikutnya adalah, olahraga masih di pandang sebelah mata atau belum bisa menjadi jaminan masa depan seorang atlet, khususnya saat ia sudah memasuki masa pensiun.
Artinya, olahraga belum bisa dijadikan sebagai profesi, karena olahraga belum bisa menjadi industri walaupun sudah ada beberapa seperti sepak bola, tinju pro dan lainnya. Jika olahraga sudah bisa menjadi industri, dan menjamin kehidupan atlet terutama saat pensiun, tentunya akan berlomba-lomba menjadi atlet berprestasi.
"Sekali lagi potensi kita sangat besar dan dengan potensi itu kita bisa menjadi barometer olahraga khususnya di kawasan ASEAN. Tinggal lagi bagaimana keseriusan kita. Jadi dari sisi pendanaan juga menjadi tolak ukur sudah sejauh mana perhatian pemerintah terhadap olahraga," katanya.