Senin 08 May 2023 18:52 WIB

Harga Cabai di Pasar Baru Indramayu Turun Drastis

Terjadi penurunan harga cabai di Pasar Baru Indramayu selepas momen Lebaran.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Cabai rawit merah.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
(ILUSTRASI) Cabai rawit merah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Selepas momen Lebaran 2023, harga sejumlah jenis cabai yang dijual di Pasar Baru Indramayu, Jawa Barat, turun drastis. Turunnya harga cabai ini disambut konsumen.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Senin (8/5/2023), harga cabai merah saat ini sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Padahal saat momen Lebaran harganya mencapai sekitar Rp 60 ribu per kilogram. Harga cabai hijau kini juga hanya sekitar Rp 20 ribu per kilogram.

Adapun cabai rawit merah harganya saat ini berkisar Rp 30 ribu-35 ribu per kilogram. Harga menurun drastis dibandingkan saat momen Lebaran lalu, yang mencapai sekitar Rp 55 ribu per kilogram.

“Harga mengalami penurunan sejak setelah Lebaran,” ujar Opik, salah satu pedagang sayuran di Pasar Baru Indramayu.

Opik mengaku tidak mengetahui pasti penyebab turunnya harga komoditas cabai. Namun, berdasarkan informasi yang diperolehnya, saat ini banyak petani yang panen cabai. Di sisi lain, tingkat permintaan konsumen disebut menurun selepas Lebaran. “Ya kayaknya seperti itu, banyak yang panen, jadi harga cabai turun,” kata dia.

Berbeda dengan cabai, komoditas bawang merah yang dijual di Pasar Baru Indramayu harganya disebut masih belum turun. Saat ini bawang merah dijual sekitar Rp 45 ribu per kilogram. “Waktu Lebaran juga sekitar segitu harganya,” ujar Opik.

Turunnya harga sejumlah jenis cabai disambut konsumen. Diharapkan harga komoditas lainnya pun dapat kembali normal, termasuk bawang merah. “Ya kita sebagai masyarakat sih penginnya semua harga kebutuhan di pasar itu bisa murah,” ujar Halimah, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement