Kamis 11 May 2023 07:38 WIB

Israel Hadang Roket Gaza dengan Pencegat Rudal David's Sling

David's Sling dirancang untuk menembak jatuh roket dari jarak 100-200 km.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) berdiri di depan Sistem Pertahanan Udara terbaru, Davids Sling dalam upacara inagurasi di Pangkalan Udara Hatzor, Israel, 2 April 2017. Israel kerahkan sistem rudal pertahanan udara jarak menengah David's Sling untuk pertama kalinya selama pertempuran lintas perbatasan dengan militan Gaza, pada Rabu (10/5/2023).
Foto: Israel Defense Forces
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) berdiri di depan Sistem Pertahanan Udara terbaru, Davids Sling dalam upacara inagurasi di Pangkalan Udara Hatzor, Israel, 2 April 2017. Israel kerahkan sistem rudal pertahanan udara jarak menengah David's Sling untuk pertama kalinya selama pertempuran lintas perbatasan dengan militan Gaza, pada Rabu (10/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel kerahkan sistem rudal pertahanan udara jarak menengah David's Sling untuk pertama kalinya selama pertempuran lintas perbatasan dengan militan Gaza, pada Rabu (10/5/2023). Militer Israel tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang penggunaan sistem itu selama pertempuran lintas-perbatasan.

David's Sling dirancang untuk menembak jatuh roket yang ditembakkan dari jarak 100 kilometer hingga 200 kilometer. Ini adalah bagian dari perisai Israel yang mencakup Iron Dome jarak pendek dan rudal jarak jauh Arrow-2 dan Arrow-3.

Baca Juga

Israel telah menggunakan Iron Dome secara ekstensif untuk mencegat roket yang ditembakkan oleh militan Palestina di Gaza. Sementara rudal Arrow dikembangkan dengan mempertimbangkan ancaman rudal Iran.

David's Sling dikembangkan dan diproduksi bersama oleh Rafael Advanced Defense Systems Ltd milik Israel dan Raytheon Co milik Amerika Serikat. David's Sling juga dirancang untuk mencegat rudal jelajah. 

Militer Israel mengatakan telah mencapai lebih dari 50 sasaran, termasuk lokasi peluncuran roket, saat ledakan terdengar di Jalur Gaza. Jihad Islam mengatakan, tiga rumah di Gaza, yang tampaknya telah dikosongkan setelah peringatan, diserang setelah gelap.

Beberapa menit setelah serangan udara dimulai, sirene terdengar di Israel. Awalnya sirine terdengar di antara komunitas perbatasan, tetapi kemudian bunyi sirine meluas di dalam dan sekitar ibu kota komersial Tel Aviv, yang terletak 60 kilometer di utara Gaza.

Serangan Israel menewaskan 20 warga Palestina, termasuk setidaknya lima wanita dan lima anak-anak, serta tiga komandan senior Jihad Islam. Sementara empat pria bersenjata telah tewas sejak Israel melancarkan serangan pada Selasa dini hari. Di antara korban tewas pada Rabu adalah seorang gadis berusia 10 tahun. Namun penyebab kematiannya belum diketahui.

Kelompok-kelompok militan Palestina mengatakan, serangan roket yang mereka luncurkan adalah pembalasan atas serangan Israel. Mereka menggambarkan serangan Israel sebagai pemboman yang biadab dan berbahaya terhadap rumah-rumah sipil.

Pekan lalu, Jihad Islam menembakkan lebih dari 100 roket melintasi perbatasan dan jet-jet Israel menghantam sasaran di Gaza. Serangan berlangsung selama berjam-jam setelah kematian seorang pemogok makan Jihad Islam dalam tahanan Israel.

Bahkan sebelum rentetan roket pada Rabu dimulai, sebanyak 30 persen penduduk komunitas perbatasan Israel telah dievakuasi sebagai tindakan pencegahan. Sementara di Gaza, bisnis dan sekolah tetap ditutup. Israel menutup dua penyeberangan komersial  Langkah itu akan menghentikan masuknya barang, bahan bakar dan bantuan kemanusiaan serta pasien, yang mendapat perawatan di rumah sakit di Tepi Barat dan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement