Kamis 11 May 2023 14:02 WIB

Sopir dan Kernet Bus Pariwisata Kecelakaan di Guci Jadi Tersangka

Sopir dan kernet bus pariwisata yang kecelakaan di Guci menjadi tersangka.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Satu unit bus dalam posisi terbalik usai jatuh ke dalam jurang di kawasan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahad (7/5/2023). Bus yang berisi sekitar 50 penumpang peziarah asal Tangerang Selatan, Banten tersebut jatuh masuk jurang diduga karena rem tangan bermasalah saat sopir berada di luar bus.
Foto: ANTARA FOTO/Tois
Satu unit bus dalam posisi terbalik usai jatuh ke dalam jurang di kawasan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahad (7/5/2023). Bus yang berisi sekitar 50 penumpang peziarah asal Tangerang Selatan, Banten tersebut jatuh masuk jurang diduga karena rem tangan bermasalah saat sopir berada di luar bus.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Awak bus PO Duta Wisata ditetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan tunggal bus pariwisata yang mengangkut rombongan peziarah asal Tangerang Selatan di area parkir objek wisata Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Awak bus yang terdiri atas sopir, Romyani (56), dan kernet, Andri Yulianto (45), dianggap lalai hingga bus PO Duta Wisata dengan puluhan penumpang di dalamnya meluncur tanpa pengemudi hingga terguling masuk ke sungai.

Baca Juga

Penetapan keduanya sebagai tersangka dilakukan melalui gelar perkara penanganan kecelakaan tunggal bus pariwisata PO Duta Wisata bernomor polisi B-7260-CGA, oleh Polres Tegal, pada Rabu (10/5) kemarin.

Ihwal ini dibenarkan oleh Kabidhumas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Republika, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/5).

Menurut Iqbal, dalam gelar perkara dan penetapan tersangka yang dipimpin oleh Kapolres Tegal, AKBP Mochammad Sajarod Zakun SH SIK ini terungkap, baik Romyani maupun Andri Yulianto dianggap melakukan kelalaian terhadap tanggung jawabnya sebagai awak bus.

Sehingga dalam kecelakaan tunggal yang terjadi di area parkir kawasan objek wisata Guci tersebut menyebabkan seorang penumpang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

“Sebagaimana Pasal 359 KUHP, barang siapa karena kesalahannya (kealpaanya) menyebabkan orang lain mati, diancam pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling sedikit satu tahun,” katanya.

Dalam gelar perkara dan penetapan tersangka juga terungkap, hasil pemeriksaan saksi dari Binamarga Provinsi Jawa Tengah menerangkan bahwa lokasi parkir bus PO Duta Wisata bernomor polisi B-7260-CGA pada saat kejadian bukan termasuk ruas jalan, baik jalan kabupaten, provinsi, maupun jalan nasional, sehingga lokasi parkir tersebut bukan termasuk jalan raya ataupun jalan umum.

Sementara hasil pemeriksaan saksi ahli APM HINO, menjelaskan bahwa bus pariwisata tersebut diparkir pada medan dengan kemiringan 8 derajat, dengan rem tangan dalam posisi mengunci dan roda sudah diganjal.

Namun, masih bisa bergerak meluncur ke depan karena kondisi medan parkir yang miring serta kontur tanah yang gembur (tidak padat). Adanya tambahan beban penumpang yang berada di dalam bus mengakibatkan pengganjal roda amblas dan roda belakang dapat berputar secara perlahan.

Karena pengemudi tidak ada di ruang kemudi, sehingga tidak mengetahui jika bus tersebut bergerak perlahan maju ke depan hingga akhirnya bebas meluncur ke bawah, sebelum akhirnya masuk ke sungai.

“Gelar perkaara ini untuk mendukung proses penyelidikan dan penyidikan kecelakaan bus Pariwisata PO Duta Wisata sekaligus juga untuk memudahkan pemeriksaan terhadap barang bukti kecelakaan, guna proses penyidikan lebih lanjut,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement