Kamis 11 May 2023 19:19 WIB

Wali Murid: Jangan Benturkan Relokasi SDN Pondok Cina 1 dengan Isu Identitas

Orang tua siswa tak menolak pembangunan Masjid Agung, tapi pikirkan tempat relokasi.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah mahasiswa dan orang tua siswa menggelar aksi menolak relokasi di depan SDN Pondok Cina 1, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (13/12/2022).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah mahasiswa dan orang tua siswa menggelar aksi menolak relokasi di depan SDN Pondok Cina 1, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (13/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Murid SDN Pondok Cina 1, Hendro Isnanto menolak anggapan adanya upaya penggagalan pembangunan Masjid Agung Kota Depok yang rencananya dibangun di lahan sekolah tersebut. Dia meminta agar masalah itu tidak digeser ke isu identitas yang akan memicu masalah lain.

Menurut Hendro, pembangunan Masjid Agung hingga kini belum terlaksana karena Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memang telah melanggar aturan dalam proses relokasi siswa. Masalah itu juga telah dibawa ke ranah hukum sehingga kegiatan belajar mengajar siswa masih terus berlanjut di lokasi tersebut.

"Jangan salah ini membenturkan identitas yang tadinya umum masalah pendidikan, jadi masalah masjid jadi identitas. Nah, ini yang bahaya, kita hanya mempertahankan sekolah," jelas Hendro kepada Republika.co.id di Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (11/5/2023).

Baca: Ustaz Nuim Hidayat Tuding PSI Ingin Gagalkan Pembangunan Masjid Agung Kota Depok

Dia menekankan, sejak awal para orang tua siswa tidak pernah mempermasalahkan pembangunan masjid. Orang tua hanya meminta agar pemkot melakukan relokasi tempat belajar-mengajar siswa sesuai ketentuan yang berlaku.

"Kalau masjid mau dibangun di samping sekolah, tapi sekolahnya relokasinya yang bener, silakan. Mau dibangun di tanah sekolah, silakan tapi relokasinya yang baik, yang sesuai undang-undang yang membuat nyaman para peserta didik. Tidak seperti ini, gurunya diambil, muridnya dipecah belah," kata Hendro.

Dia menyebut, para orang tua selama ini hanya meminta agar pemkot menyediakan sekolah yang menjadi tempat relokasi terlebih dahulu. Baru setelah itu, para siswa bisa pindah ke sekolah yang sudah disediakan. Kemudian, pemkot bisa membangun Masjid Agung.

"Win-win solution nggak? Itu yang kita minta. Upaya penggagalan itu bohong. Kalau ada yang menolak masjid, bawa ke saya. Kita minta bangun dulu fasilitasnya, setelah ada, bisa digunakan, baru itu namanya relokasi," ucap Hendro.

Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Islamiyah Kota Depok, Ustaz Nuim Hidayat menuding ada upaya dari segelintir orang yang ingin menggagalkan pembangunan Masjid Agung Kota Depok. Pernyataan itu keluar karena ia melihat pembangunan masjid terus terhambat dan belum juga terealisasi.

Ustaz Naim menyebut, pembangunan Masjid Agung Kota Depok bukan hanya keinginan dari wali kota saja, melainkan aspirasi dari berbagai elemen umat Islam di Depok. Apalagi, selama ini, belum ada masjid yang berlokasi tepat di samping Jalan Margonda Raya.

"Bahwa ini sebenarnya bukan keinginan wali kota semata, tapi keinginan umat Islam di Depok bahwa ada masjid yang strategis untuk umat. Jadi, kalau di Solo ada Masjid Syekh Zayed, kemudian di Bandung ada Al Jabbar, di Depok ini belum ada yang di pinggir persis Margonda," jelas Ustaz Nuim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement