REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry menyatakan pada Kamis (11/5/2023), upaya Mesir untuk menengahi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina di Gaza terhenti. Namun, dia menekankan, Mesir terus berupaya menengahi kesepakatan gencatan senjata antara Palestina dan Israel.
“Pertemuan Munich merupakan kesempatan untuk meninjau kembali upaya yang dilakukan untuk menenangkan ketegangan militer dan lapangan di Wilayah Palestina,” kata Shoukry selama partisipasinya dalam formula Munich tentang proses perdamaian.
Tapi, Shoukry mengakui usaha yang sudah ditempuh selama ini oleh Kairo belum sesuai yang diinginkan. “Upaya kami masih belum membuahkan hasil yang diinginkan,” kata menteri tanpa memberikan rincian lebih lanjut dikutip dari Anadolu Agency.
Shoukry menyerukan masyarakat internasional untuk campur tangan guna menghentikan langkah-langkah sepihak Israel yang bertujuan menghilangkan solusi dua negara. Sebelumnya, seorang sumber Palestina mengatakan, upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina di Gaza terhenti.
Sekitar 25 warga Palestina meninggal dan 76 lainnya terluka dalam serangkaian serangan udara Israel di Gaza. Sebanyak tiga pemimpin kelompok Jihad Islam, istri, dan anak mereka termasuk di antara yang meninggal dalam serangan itu.
Tentara Israel mengatakan, serangan udaranya di Gaza adalah bagian dari Operation Shield and Arrow sebagai tanggapan atas tembakan roket dari Gaza setelah kematian seorang pemogok makan Palestina di penjara Israel pekan lalu. Faksi Palestina di Gaza membalas serangan itu dengan menembakkan roket ke Israel.
Menurut angka Palestina, setidaknya 130 warga Palestina telah meninggal oleh tembakan Israel sejak awal tahun ini. Sebanyak 19 orang Israel juga mati dalam serangan terpisah selama periode yang sama.